Pagi datang dengan embusan angin yang sejuk membawa janji hari yang baru. Rahma sudah bangun sejak subuh menunaikan salat dan menyiapkan air hangat untuk mandi kedua putrinya. Namun, pagi ini ada perasaan berbeda. Ada secercah harapan kecil yang menari di dalam benaknya.
Rahma memandang ke arah tumpukan piring kotor, “Hmm, beras sudah menipis. Semoga hari ini ada rezeki.”
Saat ia sedang berpikir terdengar suara ketukan pelan di pintu depan. Rahma sedikit terkejut. Siapa yang bertamu sepagi ini? Ia mengikat kembali kerudungnya dengan rapi dan berjalan ke pintu.
Cklak!
Saat pintu di buka senyum ramah Bu Siti tetangga mereka menyambut. Di tangan Bu Siti ada sebuah kantong plastik yang tampak berisi sesuatu.
Bu Siti, “Assalamualaikum, Bu Rahma. Maaf mengganggu pagi-pagi begini.”
Rahma, “Waalaikumsalam, Bu Siti. Ah, tidak sama sekali. Ada apa, Bu?”
Bu Siti, “Begini semalam anak saya pulang dari kota. Dia bawa banyak oleh-oleh sayuran dan lauk-pauk dari pasar sana. Saya jadi kelebihan, daripada mubazir. Ini untuk Bu Rahma dan anak-anak.”