SATU SATUNYA JALAN MENUJU DIRIMU

Haryani
Chapter #6

Ada Kedamaian di Wajah Itu

Pukul 07.00 malam Reina menemui Raka di taman kota tak jauh dari rumah Raka,karena kali ini yang ingin menemui Raka adalah Reina,jadi dia yang mengalah untuk memilih lokasi terdekat dengan rumah Raka,dia duduk dibangku taman yang cukup ramai karena memang ini adalah malam minggu,ditambah lagi tak jauh dari tempat ia duduk,ada pasar malam yang digelar pada malam itu,

"drrtt drrtt drrtt"handphone Rein bergetar,dengan segera dia ambil dari saku jaketnya dan dilihatnya panggilan masuk dari pak Ali,Reinapun segera mengangkat telpon itu.

("halo pak Assalamualaikum!") sapa Reina 

("waalaikum salam Reina")balas pak Ali nun jauh di sebrang sanah 

("iya pak ada apa?")

("Rei...bapak denger kamu belom menulis Naskah sama sekali yah?)"

deg........pertanyaan pak Ali yang tak terduga membuat Reina panik,bingung harus jawab apa,karena dia tau pasti pak Ali akan murka

("Rei jawab bapak jujur!")tegasnya namun nada suaranya masih di oktaf yang sama

("iya pak?")

("Rei...bapak masih sangat percaya sama kamu,bapak tau mungkin kamu sedang buntu soal Ide,tapi bapak ingin Drama kampus ini yang pegang kamu,pake Naskah kamu Rei,")tuturnya dengan nada simpati,Reina sedikit bingung dengan apa yang dibicarakan pak Ali,

("iya pak Reina tau,tapi kenapa pak Ali ngomong begitu?")

("emmm...begini Rei")

("iya")

("tadi siang ada yang mengirimkan Naskah drama sama bu Eva,kata bu Eva Naskahnya cukup bagus,dia juga suka sama Naskah itu,malah dia fikir itu Naskah kamu yang kirim,tapi bapak sudah bilang itu bukan dari Reina,terus bu Eva bilang katanya kalo Reina tidak sanggup untuk tugas ini,maka tanpa fikir panjang lagi bu Eva akan ambil Naskah itu untuk Drama kampus,tapi bapak sudah minta bu Eva untuk sabar menunggu Naskah dari kamu,nanti jika Naskah dari kamu sudah jadi supaya adil bu Eva bisa bandingkan Naskah siapa yang paling bagus,itu yang akan dijadikan untuk drama taun ini,")

Reina mematung untuk sesaat kakinya tiba tiba lemas tak dapat lagi mencerna apa yang pak Ali bicarakan,Reina sangat antusias untuk turut andil dalam drama kampus ini,namun jika bu Eva lebih memilih untuk Naskah dari orang lain,berarti pupus sudah harapan Reina.

('kamu bisa kan Re selesaikan Naskah dengan segera?")

("euuu..saya yakin bisa pak")jawab Reina antara mencoba meyakinkan pak ALi atau hatinya yang masih ragu.

("Rei..bapak masih percaya sama kamu,bapak Yakin kamu bisa buat Naskah yang lebih baik daripada orang itu,kamu jangan putus asa ya Re,maaf bapak harus memberitahu ini sama kamu,tolong jangan difikirkan kamu yang penting fokus ya")

("iya pak..")

("ya sudah itu aja,bapak tutup ya Assalamualaikum")

("waalaikum salam pak..")jawab Reina dengan lemas tak bisa berfikir lagi.dia langusung terduduk dibangku taman dengan pandangan kosong kedepan,entah harus bagaimana,dan dia bertanya tanya siapa yang sudah mengirimkan naskah itu pada bu Eva,dan banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benaknya,seketika itu pula

"Reinaaa....."panggil seseorang nun jauh disana,pandangan Reina tertuju pada sosok itu,seorang laki laki berpawakan tinggi mengenakan jeans berwarna hitam dengan kaos putih dan jaket yang tak lain tak bukan adalah Raka,dia berlari kecil menghampiri Reina,dengan senyuman terpampang diwajahnya dan rambut ikalnya yang tak disisir rapih kali ini berkelak kelok mengikuti gerakan larinya.

Lihat selengkapnya