Lima Tahun kemudian...
Siang itu,Agam dengan tegaknya berjalan menyusuri koridor sebuah perkantoran,terlihat disisi kanan kiri koridor itu,tampak sebuah ruangan kaca yang didalamnya ada para karyawan terlihat sibuk,banyak kertas menumpuk,para karyawan ada yang sedang mengetik dan ada pula yang sibuk menelpon,semua tampak terlihat sibuk di jam kerja nya masing masing,sesekali Agam terhenti dan sesekali Agam memberi perintah,tak jarang para karyawan yang lewat pun memberi salam sebagai tanda hormat kepada pemimpin mereka,
Yah...Agam saat ini sudah menjadi pemimpin sebuah perusahaan penerbitan yang terbilang salah satu perusahaan besar di Indonesia,penampilannya pun selalu rapih dan lebih berwibawa.
Selama lima tahun terakhir Agam mengembangkan usahanya sendiri di bidang penerbitan,dia tidak mau meneruskan bisnis ayahnya,dia ingin lebih mandiri dengan kemampuannya sendiri mengembangkan usaha,karena dia ingin membuktikan kepada ayahnya yang selalu meremehkannya,bahwa dia salah ambil jurusan di kuliah lima tahun lalu,namun terbukti ayah Agam pun mengakuinya dia saat ini,
Setelah menelisik ruangan para pekerja kemudian Agam memasuki ruang kerjanya,dia duduk dibangku nya lalu kemudian membuka laptopnya,
"tok tok tok "terdengar suara ketukan dari luar sanah
"silahkan masuk!"perintah Agam kemudian mencoba membenarkan duduknya
Pintu terbuka dan berdiri seorang wanita cantik mengenakan rok span selututnya dengan higheels yang nampak serasi dengan warna rok nya,rambutnya terurai menambah kecantikannya,Agam tersenyum akan kehadiran wanita itu
Dan wanita itu adalah Arimbi,dia merupakan Asisten pribadi Agam,merangkap sebagai penanggung jawab utama di kantor itu,
"pak.."sapa Arimbi kemudian memasuki ruangan
"ya Arimbi ada apa?"tanya Agam tegas lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Arimbi yang berada tak jauh dari Agam berdiri
"ini pak ada Dokumen yang harus ditandatagani"
"ooh gitu,Dokumen apa?"tanya Agam kemudian semakin mendekat ke Arimbi,
"ini soal persetujuan cetakan ke 26 Menggapai Bintang di Langit,akan dicetak ulang 3000 eksemplar lagi,kita butuh tandatangan bapak"
"emmm..."dagu Agam sudah menempel dipundak Arimbi dan kedua tangannya sudah melingkar diperut Arimbi.
"Agam...ini di kantor,please deh"kata Arimbi melepaskan pelukan Agam
"cium sedikit aja"goda Agam tak berhenti
"enggak ya enggak"tolak Arimbi dengan tegas
"iih kamu galak banget,sama pacar sendiri juga"
"ya ini dikantor,nanti kalo ada yang liat gimana,profesional dong jangan kaya gini"
"ya udah iya "kata Agam cemberut,dia tau betul Arimbi memang bukan wanita lembut seperti pada umumnya,namun karena itulah Agam begitu menyukai Arimbi,dia bukan wanita gampangan seperti wanita wanita lain yang sering digodanya.
"terus apa tadi"
"ini tanda tangan,"
"ini serius cetak lagi,keren juga nih,Menggapai bintang dilangit,ini penulisnya si songong itu kan,"
"jangan gitu ah,songong songong gitu kan buktinya bukunya laris terjual,lagian kenapa sih kamu benci banget sama penulis ini"