Dahulu setelah lulus kuliah,Reina memang membuat aturan,bahwa tidak ada yang boleh membicarakan soal profesi atau pekerjaan masing masing,karena fikir Reina mereka kuliah di jurusan yang sama yaitu sastra,persaingan mereka dalam menjangkau keatas,atau ada yang memang berbeda arah jangan sampai menyinggung satu sama lain,dia tidak mau kejadian soal Felicia terulang kembali,begitupun sebaliknya ,karya itu menurut Reina bukan karna koneksi,melainkan bakat yang tidak bisa dicampur adukan dengan perasaan,atau dengan sebuah hubungan persahabatan,jadi alangkah tidak profesional jika kita tau,siapa pesaing kita,atau siapa merger kita untuk sama sama naik ke puncak.
"boleh..gue pengen denger cerita bahagia dan sedih dari temen temen sampai sekarang"kata Arya bijak,
"oke siapa yang mau nanya siapa?"tanya Reina
"gue deh"Arimbi mengawali
"gue pengen tau pekerjaan atau profesi Arya selama ini apa?"
dengan berat hati Arya tersenyum dan dia mulai berbicara,meskipun Arya terkesan selalu biasa saja,tidak suka pamer,tapi dia harus ungkapkan semuanya malam ini.
"oke gue,sekarang gue jadi Dosen di kampus kita kuliah dulu"
"waww serius lu"ucap Agam dengan kagetnya
"gila gue ga nyangka lo jadi Dosen,berarti lo sempet ngambil S2 dong Arya?"tanya Agam kemudian
"iya,,gue ambil S2 3th setelah selesai kita kuliah terus ambil jurusan Sastra bahasa"
"ooh jadi ngajar bahasa apa sekarang?"tanya Arimbi juga ikut tercengang dan penasaran meskipun Arimbi sering bicara dengan Arya lewat telpon,tapi ya hanya curhatan yang memang tidak pernah saling ungkap profesi masing masing.
"ngajar bahasa jepang sama Korea"
"wah gila gila,orang pinter emang kalo ga jadi Dosen jadi Dokter"kata Agam menggelengkan kepala,Sontak Reina ingat akan salahsatu sahabatnya yang memang menjadi Dokter,
"terus elu Gam?"tanya Reina kemudian
"gue...hehhe"Agam hanya cengengesan,Reina hanya mengerutkan dahi
"gue..sekarang punya perusahaan sendiri,perusahaan penerbitan,dan perusahaan gue itu salah satu perusahaan penerbitan terbesar di Indonesia"
"waaah emang orang kaya ga ada obat"Arya menanggapi
"serius lo"Reina nampak kaget
"iya...serius lah,gue bener bener mengembangkan usaha gue sendiri tanpa bantuan orang tua gue,dan alhasil gue dah buktikan kalo gue mampu mengembangkan itu"tutur Agam dengan bangga
"misi gue adalah menggaet para penulis penulis baru berbakat agar supaya bisa menguasai pasar,dan alhasil gue amat ahli dalam memilih hal kaya gini,buku buku yang gue terbitkan laris dipasaran,bahkan baru baru ini ada yang sudah sampe cetakan ke 26 dari penulis baru,meskipun dia itu menyebalkan,songong,anyway menghasilkan lah buat gue"tuturnya dengan bangga.
"tunggu tunggu,penulis songong?"tanya Arya menanggapi dengan polos karena tidak tau apa apa.
"jadi gini Ar,si penulis ini gue ga tau tuh orangnya siapa,dan lu tau ini penulis belagu nya minta ampun,padahal gue udah bantu dia cetak bukunya,dan alhasil bukunya laris sih,cuman yang bikin gue gedeg,gue minta ngadain jumpa Fans ga mau,seminar ga mau,bedah buku ga mau,apa ga gedeg tu sama penulis,"
"ah masa siih"Arya masih menanggapi
"iyaa,sombongnya minta ampuun,padahal waktu dia masih nulis di website,beuuhh Roro Jonggrang emang senengnya mepet mulu karo kirim naskah,bikin para Editor kesel"
Arimbi mulai tak enak,dia menyenggol lengan Agam agar berhenti bercerita,
"apaan si Arimbi,iya Ar bener bener tu Penulis ga tau terima kasih,udah dibuatin buku,bukannya nurut aja kalo penerbit minta ini itu,ini mah susah nya minta ampuuun"