SATU SATUNYA JALAN MENUJU DIRIMU

Haryani
Chapter #24

Sebuah Kesepakatan

Pov Raka,

Raka memasuki kamar apartemen mewah di kota Jakarta,itu adalah sebuah apartemen yang dibelinya sepulang dia dari lnggris,dengan langkah gontai dia memasuki apartemen itu lalu melemparkan jaketnya ke sembarang arah,dia menelusuri setiap ruang apartemen nya yang luas itu kemudian berhenti di depan sebuah ranjang ukuran King Size dengan sprei berwarna krem kemudian ia merebahkan dirinya diranjang itu,

Matanya menatap langit langit tinggi dengan punggung tangan kanannya diletakan di dahinya,

("Seandainya aku tak pergi waktu itu") gumamnya dalam hati,fikirannya mengawang ke kejadian lima tahun lalu,waktu itu

Malam itu setelah Perayaan Wisuda Raka,dirumah Raka yang begitu mewah bak Istana,ada ayah Raka yang sedang duduk di Sofa diruang keluarga,entah hal apa yang hendak ayah Raka katakan,namun wajah ayah Raka terlihat serius malam itu,

"apa rencanamu setelah lulus kuliah?"tanya ayah Raka yang bernama Raihan Wardhana menghentikan langkah Raka yang saat itu melintas disekitar situ

Mulanya Raka terdiam,dia memang tidak begitu terlalu dekat ayahnya,banyak alasan kenapa Raka tidak terlalu ingin dekat dengan ayahnya,kenyataan bahwa Raka adalah anak dari Raihan Wardhana dari istri keduanya yang tak lain tak bukan adalah ibu Raka,dia ingat betul ketika masih kelas satu Sekolah Dasar,dia dan ibunya diboyong paksa ayahnya kerumah mewah itu,dan setelah menempati rumah mewah itu,dia baru sadar,bahwa isi dalam rumah mewah itu,bukan manusia,melainkan para monster yang begitu haus akan kekayaan,begitupun dengan ayahnya sendiri yang manghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.itu yang ada di pandangan Raka tentang para penghuni rumah itu.

"aku bertanya padamu,apa kita tidak bisa bicara sebentar,"

"saya sibuk,"jawab Raka singkat kemudian melanjutkan langkahnya

"sesibuk apa urusanmu sampai kau tau mau berbincang denganku,atau perlukah aku berbicara langsung dengan Reina,wanita yang kau kecup keningnya di drama kampus itu ...."

Sontak Raka terhenti dan langsung berbalik menghampiri pak Raihan Wardhana,yang sedang duduk dengan santainya

"jangan ganggu dia,apa kau tidak cukup untuk tidak berbuat semaumu kepadaku atau ibuku!!"Tandas Raka dengan tatapan tajamnya

"itu tergantung padamu,"kata ayah Raka dengan tatapan sinisnya

"kenapa kau begitu terusik dengan nama Reina,apa kau mencintainya?"

"itu bukan urusanmu"

"baiklah jika memang bukan urusanku,tapi ini menjadi urusanku jika menyangkut dirimu Raka,sudah cukup kau goyah selama ini karna dia,apa kau fikir aku tak tau kalo kau bisa saja merampungkan kuliahmu lebih awal dari yang lain,tapi nampaknya kau masih tetap ingin menghabiskan waktu kuliahmu seperti manusia normal yang lain,"

"ini tidak ada urusan dengan gadis itu"Raka meninggikan suaranya.

"jika tak ada,apa alasan kau tak Wisuda lebih awal,setidaknya karirmu bisa lebih cepat dari orang lain,karna aku tau kau Jenius,tapi kau terlihat bodoh jika terus bersama gadis itu"

"kau salah,tak bisa kah kau tak selalu ikut campur dengan hidupku"Raka mulai geram dengan semua perkataan ayahnya yang selalu Otoriter dari Raka masih kecil,apalagi setelah tau bahwa kemampuan Raka dalam berfikir diatas rata rata anak seusianya.

"hahaahaaaahaa"tawa Raihan Wardhana mengawang diudara memenuhi rumah besar bak Istana namun terdengar mengerikan.

"Bagaimana tak ikut campur,kau terlalu banyak menghabiskan waktu denga gadis itu,kau rela lari kesana kemari untuk menemani dia memasuki setiap Penerbit penerbit waktu masa SMA,hanya untuk mengikuti tingkah konyol gadis itu yang punya mimpi tak masuk akal itu,"

Raka terbelalak kaget dengan apa yang dibicarakan oleh ayahnya,dia benar benar tidak percaya ayahnya begitu menyeramkan,dia memiliki Bodyguart yang memang selalu mengawasi Raka,namun Raka tak menyangka para Bodyguart itu benar benar akan sedetail itu dan serapat itu dalam mengawasinya.

"Dan lebih konyolnya lagi,bisa bisanya orang dingin sepertimu bisa ikut Drama kampus yang tak ada nilainya sama sekali untukmu,ini tak masuk akal"tuturnya ayahnya dengan senyum sinis

"baiklah apa maumu?"tanya Raka mencoba menahan emosinya yang saat itu sudah memuncak

"Pergilah Kuliah diluar Negri,jadi yang terbaik agar aku bisa bangga menyambutmu sebagai anakku!"

Lagi lagi tentang Prestasi yang tek henti hentinya,Raka seakan tak ada nafas untuk bergerak bebas,semua harus berjalan sesuai rencana ayahnya yang terkesan Egois dan berkuasa.

Lihat selengkapnya