Hari itu telah tiba,hari dimana Reina dan Arya hendak bertunangan,rumah Reina sudah di dekor dengan sederhana menyambut acara itu,ibu Reina dan beberapa saudara pun turut hadir untuk membantu jalannya persiapan untuk acara inti,semua tampak sibuk khususnya dalam mempersiapkan hidangan yang tidak mengecewakan bagi keluarga besan,
Sementara itu,Reina dalam kamarnya sudah ditemani Arimbi dan Marisa yang memang datang untuk membantu sebagai tukang make up untuk Reina,
Marisa ahli dalam hal itu,dan memang dia sendiri yang mengajukan diri untung mengundangnya untuk me make up wajah Reina,maka dari itu,Reina dengan senang hati menerima tawaran itu,sementara Arimbi hanya memperhatikan sambil mempersiapkan keperluan yang lain seperti baju,atau apa apa yang dibutuhkan Reina saat itu,
Marisa dengan ahli menata rambut Reina yang wajahnya sudah di make up dengan cantik,lalu segera untuk berganti pakaian,dan setelah Reina berganti pakaian dia berdiri di depan cermin besar itu,wajahnya mencoba tersenyum untuk menutupi kesedihannya.
"Reina kamu cantik banget tau ga"puji Arimbi mendekati Reina yang saat itu mengenakan kebaya warna krem sepaha dengan Rok Span yang memang pas ditubuh Reina yang memang ramping,
"iya aku ga nyangka Reina bakal secantik ini,makanya Arya sampe tergila gila sama kamu ya"Puji Marisa sambil bergantian melihat pantulan Reina di cermin itu,Reina hanya tersenyum akan pujian mereka,sebenarnya hatinya masih galau,namun apalah daya,mungkin ini adalah takdir hidupnya
"tok tok tok tok tok tok"suara ketukan pintu yang tak berirama mengagetkan mereka,
"duh siapa sih bikin kaget aja,apa calon pengantin dan dateng ya,"ujar Arimbi kemudian segera membuka pintu itu,
"Agam,ngagetin ajah"kata Arimbi kemudian tersenyum pada pacarnya itu
Kedatangan Agam pertanda bahwa Arya telah tiba,karena memang Agam ikut sebagai pendamping dipihak mempelai pria,namun kenapa dia datang begitu tergesa gesa dan lalu masuk langsung mendekati Reina
"Arya udah dateng yah?"tanya Marisa
"belom,Arya masih dibelakang tadi,gue kesini duluan"jawab Agam tampak gugup
"loh gimana,kan lo dampingin Arya kan?"ujar Marisa lagi heran
"bentar Mar,gue mau ngomong sama Reina,"Marisa berpandangan dengan Arimbi,agaknya ada hal yang janggal
"Re..."
"'iya Gam,"
"apa lo yakin dengan keputusan lo ini?"tanya Agam tiba tiba membuat Reina kembali berfikir
"yakin Gam"jawab Reina mencoba tersenyum
"begini Re,...semalem Raka datang ke Apartemen gue"perlahan Agam mulai bercerita
Malam itu diApartemen AGam,begitu terkejutnya Agam saat suara bel itu berasal dari Raka yang tiba tiba datang berkunjung ke kediaman Agam,sebenarnya Agam tidak begitu dekat dengan Raka,hanya saja dia tau perasaan Raka saat itu,maka dia mencoba memahami Raka
"ada angin apa lo tiba tiba datang ke Apartemen gue?"kata Agam sembari berjalan ke sofa lalu duduk dan diikuti oleh Raka yang mengedarkan pandangannya ke Apartemen mewah milik Agam,kemudian duduk di sofa tak jauh dari Agam
"apa ini hasil dari jerih payah lo atau hasil dari orang tua lo yang kaya itu"
"Maksud lo? ?"tanya Agam belom mengerti,Raka memberi isyarat pada Apartemen yang ia maksud
"ooh Apartemen? hasil jerih payah gue lah,sampe kapan kita bakal gunain harta orang tua kita,ya ga?"
Raka hanya menanggapi dengan senyuman penuh arti,
"ayolah tidak usah basa basi ada apa lo dateng kesini?"
"sosok seperti apa Arya itu?"
"Arya,.......emmm tentunya dia adalah sosok laki laki yang baik,dia memang dingin tapi sebenarnya dia adalah laki laki yang lembut apalagi terhadap kekasihnya,?"
"apa pekerjaannya?"
"dia Dosen bahasa,dia pintar,bertanggung jawab,dan untuk wajahnya lu bisa nilai sendiri"