Perjalanan ke Bandara ternyata tak semulus sesuai keinginan,lagi lagi jalanan kota Jakarta macet parah,bahkan sampai Stuck tanpa gerak sedikitpun,Reina masih dengan paniknya terus berdoa agar jalanan di depan sanah tak macet lagi,sudah sekitar 30 menit berlalu dengan sia sia kareana jalanan yang macet,hingga setelah beberapa saat jalanan seketika lancar dan Agam dengan segera melajukan kendaraannya mengejar ketertinggalannya.
Dan setelah bebarapa menit kemudian,mobil Agam menepi di parkiran bandara,tanpa lama Agam dan Reina keluar dari mobil dan berlari ke Bandara penerbangan International.
Bandara saat itu seperti biasa ramai,sulit mencari cari Raka ditengah keramaian itu,tak henti hentinya pula Reina terus berusaha menelpon Raka,namun lagi lagi percuma,karena handphone Raka tidak aktif,langkah Agam terhenti di depan Bilboard jadwal penerbangan hari ini,dan agaknya kedatangan mereka ,memang terlambat,di Bilboard itu tertera bahwa waktu penerbangan Jakarta-London pukul 11.00 Agam langsung melihat jam tangan melingkar di tangannya,dan tepat di pukul 11.10 menit.
Selang tak begitu lama suara pesawat lepas landas dari Bandara,Reina berlari kearah jendela kaca besar tembus pandang,disusul Agam mengikuti dari belakang,dan sebuah pesawat Jurusan Jakarta-London mulai naik lepas landas dari bandara,
lutut Reina rasanya lemas,dia hanya bisa berjongkok tak kuasa untuk berdiri lagi kemudian menangis sejadi jadinya,
"Agam kita terlambat Agam,kita terlambat"ujar Reina disela isak tangisnya,rasanya dia sudah tidak mempedulikan orang orang yang mungkin mamandanginya sambil melewatinya
"udah Re udah..."Agam mencoba menenangkan Reina,hanya bisa menghela nafas panjang
"Raka udah pergi Gam,dia udah pergi..."rengeknya menarik narik baju Agam yang masih berdiri,
"iya Re,,udah udahh"Agam berusaha menenangkan sambil mengusap ngusap pundak Reina
"Ree....."tiba tiba suara itu menghentikan tangis Reina seketika dan pandangannya tertuju pada suara itu,begitupun dengan Agam
"Rakaa"begitu terkejutnya Reina saat mendapati Raka yang berdiri tak jauh darisana,mengenakan baju hangat panjangnya,dengan Koper di sebelahnya berdiri tegak memperhatikan mereka
Reina bangkit kemudian berhambur ke arah Raka,tanpa ragu lagi memeluk Raka dengan eratnya,tangis harunya kembali pecah saat itu
"Aku sayang kamu Raka,aku cinta sama kamu,jangan pergi aku mohon jangan pergi!"ungkapan itu keluar begitu saja dari mulut Reina,dan tanpa hentinya pula airmatanya tetap berjatuhan.
"iya"ada binar kebahagiaan dimata Raka yang saat itu sudah berkaca kaca,dia tak menyangka,Reina akan membalas cintanya
Agam yang menyaksikan itu ikut meneteskan airmata karena ikut terharu akan perjuangan mereka berdua,
Mereka sama sama berjuang ditempat berbeda hanya untuk bisa mandapatkan momen ini,momen bisa bersatu,berjuang bersama untuk saling menepati janji yaitu menggapai mimpi masing masing meskipun tidak berjalan beriringan.
Sebenarnya sebelum Raka benar benar pergi dari kediaman Agam,Raka menceritakan semuanya tentang janji itu,tentang kesepakatannya dengan ayah nya,hanya saja Agam tidak diperkenankan untuk memberi tahu siapapun,dan Agam pun mengerti
"kamu kenapa sih di telp susah?"tanya Reina melonggarkan pelukan,
"dan terus kenapa kamu ga jadi pergi?"tanya Reina lagi tanpa memberi jeda.
Lalu Raka mengeluarkan Handphone dari sakunya,begitu terkejutnya Reina dan Agam saat mengetahui handphone nya rusak parah,dan mati.
45 menit yang lalu Raka sedang berjalan hendak boarding,namun tiba tiba hpnya berdering dan diambilnya hp dari sakunya,begitu terkejutnya saat dia tau panggilan itu dari Reina,tanpa fikir panjang dia langsung mengangkat panggilan itu,namun baru dia mau mendekatkan ke telinganya,dia tertabrak seorang anak kecil yang berlari kencang hingga handphone Raka jatuh berceceran ditanah,
Ibu dari anak itu dengan tulus meminta maaf kepada Raka,dan hendak memberikan uang ganti rugi atas ketledoran anaknya,namun Raka dengan bersikeras melarangnya,hingga hanya permintaan maaf saja yang Raka terima,dan semenjak kejadian itu,handphone Raka benar benar off,namun karena dia sendiri masih ragu akhirnya Raka memutuskan untuk mengurungkan kepergiannya kembali ke Inggris.
"oh jadi gitu"kata Reina lega
"iya Re..."Raka tersenyum lebar,tergambar kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan apapun