BAB 9
Aku datang ke rumah Maya saat ia sudah tinggal menunggu hari untuk melahirkan. Ia sudah ambil cuti dan banyak menghabiskan waktu di rumah untuk mempersiapkan kelahirannya. Ada yang harus aku tanyakan mengenai keputusan yang akan kubuat. Aku hanya butuh dukungan untuk keyakinanku.
“May, gue pengin nanya deh, lo kan nggak pengin ya punya anak, tapi lo tetap milih nikah. Ya walaupun pada akhirnya sekarang lo bakal punya anak juga. Tapi, apa sih enaknya nikah? Terlepas dari kebutuhan biologis yang bakal lo dapet tanpa perlu takut dosa, ya.”
“Haha. Ya baru gue mau jawab, enaknya nikah ya lo bisa ena-ena tanpa takut digerebek atau dihantui rasa penyesalan dan sebagainya.” Maya kemudian terlihat sedikit berpikir.