BAB 3
Bulan demi bulan berlalu. Aku tidak terlalu mendapatkan kendala yang berarti selama kehamilanku. Mbak Ratna mau tidak mau tahu keadaanku setelah melihat aku mual-mual di kantor dan perutku yang tampak semakin membesar. Ia memang sedikit mengurangi jatah liputanku di luar kantor, tapi aku tetap menginginkan sesekali liputan di luar agar aku tidak bosan. Dengan catatan kondisiku baik-baik saja.
Tak terasa kini kehamilanku sudah masuk bulan keenam. Gading semakin khawatir seiring kehamilanku yang semakin bertambah usianya. Ia selalu membayangkan seperti apa wajah anak kami. Mirip diriku atau dirinya. Aku masih tidak terlalu jauh berbeda dari perasaanku saat di awal kehamilan. Aku biasa-biasa saja. Entah kenapa sulit sekali rasanya mencintai janin yang tumbuh dalam rahimku.
Mbak Ratna memanggilku ke ruangannya seperti biasa untuk membicarakan penugasan liputan hari ini. “Kamu hari ini udah ada rencana liputan?
“Yang pameran Flushing Out itu Mbak.”
“Oh iya, ya, tapi itu kan malem, May? Siang ini ada launching restoran baru di daerah Kemang, kamu bisa dateng? Ini aku sengaja nyari liputan buat kamu yang siang-siang aja, biar kamu nggak usah keluar malem. Nggak tega aku lihat bumil liputan malem.”
“Ah, gapapa kok Mbak sesekali juga. Aku yang nggak enak kalo liputan malemnya dikasih ke orang lain terus. Ntar dikira mbak Ratna pilih kasih. Oke siang ini ya, yaudah aku langsung cus ya mbak.” ujarku sambil mengambil undangan yang dia sodorkan.
Aku segera mengambil tasku dan bergegas turun.
Tadi pagi aku melewatkan sarapan. Aku baru bertemu makanan di jam makan siang di acara ini karena tadi sesampainya di kantor aku tidak sempat beli makanan lagi. Paginya aku kesiangan bangun dan di kantor aku harus segera berangkat liputan lagi. Sebenarnya makanan di restoran yang baru diresmikan ini cukup enak. Tapi entah kenapa sejak pagi perutku tidak karuan. Jadi, aku hanya bisa makan sedikit. Tidak biasanya perutku begini. Acara selesai pukul tiga sore. Aku segera diantar pulang Pak Mur, supir kantorku.
Sampai di kantor, pukul empat dan aku hendak menulis artikel tentang berita peluncuran restoran baru tadi. Tiba-tiba perutku terasa sakit sekali. Aku pun setengah berlari menuju toilet karena rasa mulas yang tak tertahankan.