SATURNUS

Ardhi Widjaya
Chapter #6

Socialite Business

Dalam perkumpulan Serikat Wanita Patra Manunggal, wajar jika setiap pertemuan bulanannya antar istri para pegawai perusahaan minyak Patra Manunggal memamerkan bisnis sampingannya. Yang aku tahu ibuku awalnya tidak percaya diri untuk ikut berbisnis di setiap pertemuan serikat ini.     

Yang aku tahu ibuku punya sambilan jualan online sprei, itupun sebagai dropshipper saja. Beliau memilih usaha yang minim risiko dan jelas dapat laba ketika laku.            

Namun suatu ketika, tante Lidya, teman SMA ibuku dari Surabaya, datang ke Kilamara dan menawari jadi reseller produk-produk parfum branded. Ibuku tergiur karena dia ingat di perkumpulan Serikat Wanita Patra Manunggal belum ada yang berjualan parfum import.

Bu Kardono, ibunya Pradana sendiri setahuku berjualan berlian. Ada yang berjualan tas rajut dari Jogja. Bahkan ada juga yang berjualan logam mulia dari gramasi ukuran 1 gram-an.        

Tentu saja seharusnya, ibuku menjual parfum itu saat acara serikat berlangsung setiap awal bulan. Entah setan apa yang membisiki telinganya hingga menuntun ibuku ke rumah pak Kardono, ayah Pradana untuk menawarkan dagangan parfumnya yang seharusnya target konsumennya adalah bu Kardono.

Malam ketika ibuku menjemput aku yang tengah bermain game di rumah Pradana itu menjadi kisah awal permainan terlarang ibuku dengan ayah Pradana.

“Dana udah berangkat setengah jam yang lalu ric” begitu jawaban bu Kardono ramah ketika aku dan Felip mendatanganinya di hari Sabtu sore, dua minggu kemudian setelah kejadian ibuku menjual parfum pada ayahnya.

Di tempat latihan karate, Pradana masih melatih seperti biasa. Hanya saja dia memilih untuk tidak banyak berinteraksi padaku dan Felip kecuali hanya mengarahkan jurus-jurus saja.

Tiga bulan menjelang Ujian Akhir Nasional menuju kelulusan SMP, saat ayah pergi perjalanan dinas ke luar kota, sepulang aku les, ibuku mendatangiku ke kamar. Beliau tampak antusias dengan menunjukkan sebuah cincin emas putih.

“Ric, bagus nggak cincin ibu? Ini berlian lho” kata ibuku.

“Bagus, beli di ibunya Dana ya bu?” Tanyaku polos sambil menata buku-buku pelajaranku di rak bukuku.

Lihat selengkapnya