Saudara di batas ideologi

Krisshador
Chapter #3

Bab 2 Berbeda pandangan

Mereka berdua langsung kembali ke Jakarta dari Madiun, ketika liburan semester kuliah hampir berakhir dan melanjutkan kuliah di sana.


Pada saat malam ketika Andi sedang sibuk mengerjakan tugas kuliah, dia menghidupkan radio tuk mengurangi penatnya terlebih dahulu, setelah suara radio baru selesai dan berganti ke saluran lain, tiba-tiba saja terdengar ideologi-ideologi komunis, lalu dia menaikkan volumenya karena terdengar suara yang tampak di kenalnya, "Ayah, ini suara ayah dulu," Dia diam sebentar mendengarkan lalu berbicara sendiri, "Tenang ayah, ibu, aku kan melanjutkan perjuangan, suara kalian."

Ketika mereka berdua tidur, Damar bermimpi lagi tentang kedua orangtuanya yang mengajarkan mereka ideologi komunis, mereka kembali ke masa kecil.

"Damar, Andi, ingat di sini kita memperjuangkan hak kesetaraan, semua orang seharusnya setara," ucap ayahnya.

"Kadang ibu tak suka dengan cara orang yang menindas orang lain yang statusnya di anggap lebih rendah," ucap ibunya.

"Kita harus memperjuangkan revolusi bersama, tak ada yang terpinggirkan," lanjut ayahnya dengan satu tangan dan jari telunjuk ke atas.

"Rangkullah mereka yang sedang dalam kesulitan atau berada dalam posisi yang masih di bawah, jika bersatu maka akan mendapatkan pengaruh, kekuatan yang lebih besar," lanjut ibunya.

Damar terbangun dan merasa aneh menoleh sekelilingnya, dia baru sadar bahwa tadi dia bermimpi. Sedangkan adiknya Andi sudah lebih dulu bangun.


Endra dan Erman melihat Damar dari jarak agak kejauhan yang bersama-sama sedang berjalan tuk masuk ke dalam gedung universitas, lalu Endra tersenyum melambaikan tangannya, "Hei anak komunis!" 

Kemudian mereka berdua menunggunya setelah sudah berada di jarak dekat, mereka menghampirinya tuk pergi bersama-sama.


Ketika di dalam kelas

"Seperti apa kota Surabaya, Damar. Aku belum pernah ke sana, ramekah?"

"Kotanya besar sekali, besar setelah Jakarta ini."

"Aku pernah sekali ke sana, benar yang dikatakan Damar, Jakarta masih jauh lebih luas daripada Surabaya," ucap Erman.

"Wah, aku ingin ke Surabaya juga nanti, penasaran, pengen jalan-jalan di sana," lanjutnya Endra.

Lihat selengkapnya