Saujana

Aqeera Danish
Chapter #4

2a - Asa yang Membayang

       (I don't like my mind right now

           Stacking up problems that are so unnecessary

           Wish that I could slow things down

           I wanna let go, but there's comfort in the panic) 

Lantunan ayat-ayat suci Al Quran telah berganti menjadi musik. Senna harap, dengan itu, endorfin maupun dopaminnya kembali seperti sedia kala. Walau berhibernasi dalam kamar, sesekali ia keluar untuk mengecek santri, asrama santri, dan tugas kantor. Meski berduka, ia harus profesional menjalankan kewajibannya sebagai pendidik di sekolah tempatnya mengabdi. Apalagi, anak-anak kesayangannya tengah menghadapi Ulangan Tengah Semester. 

           (And I drive myself crazy

           Thinking everything's about me

           I drive myself crazy

           'Cause I can't escape the gravity) 

Ketegangan di Cilacap Senna simpan baik-baik di dalam dua hippocampusnya yang berbentuk kuda laut. Usai perdebatan panjang yang hanya meninggalkan rasa kesal tak berkesudahan, dua kelereng hitam di kepalanya terjaga hingga subuh menjelang. Setelah menunaikan kewajiban sebagai makhluk beragama, Senna segera mengundurkan diri dari rumah sang kakek. 

Ia bahkan tidak sempat berpamitan serta sarapan barang seteguk air pun. Ia hanya menitipkan salam pada Yudi, penghuni rumah satu-satunya yang telah bangkit dari tidur. Dan Brata? Batang hidungnya tak tampak pagi itu. Berhari-hari setelahnya pun, Senna tidak bisa menghubungi nomor ayahnya sendiri. Ia mendapat gaslighting dan silent treatment dari laki-laki yang seharusnya menjadi sosok cinta pertamanya tersebut. Cih, miris sekaligus mengenaskan! 

           (Holding on

           To so much more than I can carry

Lihat selengkapnya