********************
Gadis bertubuh minimalis itu melangkah menuju ruang ujian di lantai dua dengan semangat baru. Senyuman dan candaan anak didik yang menyapanya menjadi mood booster ampuh pagi ini. Ia tampil elegan dalam balutan blazer suit turquoise blue dan hijab polos dark grey.
Kaki-kaki mungilnya dilindungi flatshoe hitam berpita. Di tangannya, sebuah map biru tua yang berisi data peserta sekaligus i’dad ujian menambah kesan perempuan mandiri nan berdaya. Bibir cherry alaminya tak berhenti membentuk bulan sabit. Tekadnya sudah bulat, ia harus bangkit!
Saat jam istirahat sesi pertama, Senna berkutat di depan PC ruang operator. Selama sembilan bulan terakhir, ruangan inilah yang menemani hari-harinya. Selain mengabdi sebagai guru mata pelajaran bahasa Inggris dan Arab, gadis berkulit putih langsat juga menjadi operator sekolah. Alhasil, ruangannya terpisah dari guru lain. Ujung jari telunjuk dan tengahnya lincah menggerakan mouse kesana-kemari. Manik legamnya berbinar melihat deretan daftar di sana.
“Euleuh, sugan teh ngurus Dapodik sareng Edubox,” seru sebuah suara bervokal bariton yang diiringi timpukan pelan gulungan sebuah map di puncak kepala Senna.
“Ih, Abi Danang mah ngagetin!” Senna memberengut. Jemarinya setia memeluk mouse.
Laki-laki 31 tahun yang sudah duduk di sampingnya itu hanya tertawa pelan. “Serius amat! Saya masuk sampe gak denger. Ngeliatin apaan di komputer?” Danang mencondongkan tubuh ke depan, dahinya mengerut melihat tampilan layar PC. “Kamu lagi cari loker? Buat apa?”
“Ya, buat ngelamar kerja, lha,” tukas Senna cepat.
Danang berdecak. “Iya, saya paham. Tapi loker buat apa? Bukannya kamu mau ikut SBMPTN?”
Senna mengangguk pelan. “Kalau Abi lupa, biar saya ingatkan. Kuliah butuh biaya, Bi. Gak cuma uang kuliah kayak UKT, tapi biaya hidup di kota besar pasti gak murah,” jelasnya.
“Lho, bukannya kamu ngajukan beasiswa? Abi Fathur sama Pak Haji sukarela ‘tuh ngasih rekom buat menuhin persyaratannya. Pak Ervan, Kepala PD-Pontren Kabupaten juga nawarin ‘kan kemarin? Kamu takut gak keterima?” cecar Abi Danang tak ada ujungnya.