Save me my love!

axelle rahardika
Chapter #1

First meet

Cinta adalah ikatan suci yang paling sederhana diantara dua insan yang sedang memadu kasih. 

Penuh dengan keindahan dan keanggunan bila diwujudkan dalam sebuah sikap penuh kasih sayang. 

Cinta... Akan penuh dengan kesyahduan layaknya lagu romantis yang sedang didendangkan. 

Namun , kala cinta terbentur dengan kepentingan banyak orang , penuh aturan, penyatuan dua keluarga yanh berbeda dan bukan lagi tentang dua insan manusia yang memadu kasih. 

Maka, Cinta itu menjadi hal yang paling rumit dan menguras tenaga terutamanya pikiran kita.

Strata dan lingkungan masyarakat sekitar kitalah yang membuat cinta menjadi hal rumit. Tuntutan ekonomi, kesamaan status sosial dan yang terutama adalah penyakit yang mendera di seluruh lapisan masyarakat kita yaitu penyakit "gengsi" yang membuat segala segi kehidupan manusia menjadi berat, hingga cinta pun harus terkena dampaknya. 

Banyak pasangan muda-mudi, bahkan yang sudah berusia matang sekalipun banyak yang mengalami masalah ini. 

Lantas , salah siapakah bila hal tersebut terjadi? 

Tak bisakah Putra - Putri memilih jalan kehidupan dan pasangan yang diharapkannya. 

Bila dalil para orang tua adalah demi kebahagiaan anaknya, lantas apa mereka yakin apa yang ditentukan tersebut membuatnya bahagia secara lahir dan batin. 

Fattiyah dan Dannis adalah salah satu kisah dua insan yang sedang menabur benih Cinta dan mulai menuai bunga yang bermekaran dalam Taman cinta mereka berdua .

Namun disaat yang bersamaan mereka harus memanen bunga pahit dari Cinta mereka. Cinta yang berbeda latar belakang dan status sosial serta segala perbedaan yang membuat mereka sulit untuk dipersatukan. 

Seperti apakah kisah cinta mereka. 

Lets check it out .....

" Jadi harus seperti inikah setelah segala hal yang telah kita lalui? " tanya Dannis arsyahfi saputra.

" Bisakah kita temukan cara terbaik lagi, sweet hearth ? " suara lirih dari wanita anggun putri dari Pengusaha textile ternama di Jawa timur.

" Engkau pun tahu bahwa 1000 alasan yang bisa terurai agar diriku meninggalkan dirimu. Mengapa engkau masih tak memahami permasalahan ini. " tambahnya sambil menutup panggilan telepon.

" Fatty....Fattiyah......de..dengarkan aku dulu....!" Teriak dannis pada hp androidnya.

Tut....tut... tut...tut......

Suara nada telepon yang terdengar di android dannis saat Fattiyah Nayshila Purnomo, sang kekasih yang telah terjalin selama 2 tahun terakhir. 

Kebekuan dan keheningan mereka rasakan dalam ruangan masing-masing. Saling terdiam namun tak ada keberanian dari masing-masing pihak untuk melakukan panggilan lagi. 

Kisah kasih antara Dannis dan Fattiyah berawal sekitar 2 tahun lalu , saat Fattiyah berlibur bersama keluarganya di Yogyakarta, lebih tepatnya ada business trip mama dan papa Fattiyah . 

Malam hari sekitar jam 20.00 wib, rombongan keluarga tersebut mulai menyusuri kepadatan di jalan Mallioboro. Kecuali Tuan dan Nyonya Harry Budi Purnomo yang harus pergi untuk melakukan pertemuan bisnis. Sedangkan gadis manja dan periang itu sedikit tertinggal dari rombongan keluarganya. Tinggallah seorang asisten rumah tangga yang dianggapnya sebagai sahabat karena usia yang masih setara. Salamah namanya, dia diajak karena keluarga purnomo sangat membatasi pergaulan anak gadisnya, hingga salamah saja yang menjadi teman Fattiyah, selain itu mereka tumbuh bersama. 

Karena salamah paham betul, putri manja ini paling lama kalau prepare apalagi harus berdandan ala hijabers dengan selendang berlapis-lapis yang harus bersarang dikepala miss hijaber.

Setelah 1 jam duduk menanti di lobby hotel karena sebelumnya dia dipanggil oleh Tuan Besar Purnomo untuk menunggu dan mengawal kemanapun putri kesayangannya sebelum beliau pergi rapat bisnis bersama Nyonya Purnomo. 

Akhirnya ada sebuah kejutan dari Fatty, panggilan sayangnya pada majikan manja itu 

" Awas ..... ada kucing ! " teriak Fatty dari belakang kursi salamah duduk sambil menepuk pundaknya untuk mengejutkan.

Spontan hal itu membuat anak polos itu terperanjat hingga berdiri diatas kursi sofa sambil teriak ketakutan. Baru setelah beberapa saat, dia tersadar kalau itu hanya gurauan semata. Karena terdengar suara gelak tawa fatty yang cukup keras.

" Hahahaha.... Sal...Sal....ekspresi kamu iku loh.....hihihihi! " suara cekikikan Fatty tak berhenti .

" Tau gitu tadi Fatty abadikan pakai video terus di upload di instagram apa facebook .... wuihhh bakal happening deh....bakal sukses bikin orang ngakak abis." Tambahnya.

" Non Fatty jahat aaa ..... kalau jantung Sal lepas bagaimana? Emang Non bisa carikan onderdilnya? " sambil turun dari kursi dan muka merah padam karena malu dilihat sejumlah orang yang berlalu lalang di lobby hotel.

" Jangan khawatir! Tinggal cari onderdilnya di pasar tradisional banyak tuh, dijual jantung .... ayam...sapi....kambing ....hahahaha! kenapa kamu musti bingung." Sahut fatty dengan santainya.

" Amboy..... non fatty.....sadis banget. Entar kalau diganti ama kambing...bisa jadi Sal jatuh cinta sama kambing dong nanti. Ogah banget." Ujarnya dengan ekspresi sedikit manyun.

"Sudah aaa ... jangan manyun gitu, mana nih Mama, Papa, tante Catty ama Si songong Alex." Tanya nya sambil berjalan keluar hotel dan celingak celinguk mencari keberadaan kerabatnya.

" Tuan sama Nyonya besar pergi rapat bisnis, tante ama Alex sudah pergi duluan satu jam yang lalu." Jawab Salamah menjelaskan.

" Eaalaah.....kok Fatty ditinggal sih. Padahal sudah tampil kece badai nih. Sapa tau ada kakak kece nyangkut...hihihi! " celetuknya sambil menarik Salamah untuk mulai menyusuri sudut kota Yogyakarta lebih tepatnya Malioboro.

"Ya sudah bawakan tas Fatty, ternyata berat isinya dompet, powerbank, hp dan senjata narsis mania alias kamera GO PRO dan tongsis." Tandasnya sambil melempar tas ke Salamah dan berjalan dengan riang sambil melihat suasana.

Tanpa disadari Fatty , Salamah tertinggal jauh darinya. Teriakan Salamah yang memanggil namanya agar berjalan lebih lamban pun tak dihiraukannya.

Hingga saat di depan Mall Malioboro ada sekumpulan pengamen jalanan yang menyanyikan lagu dengan iringan suara angklung, gending dan kendang kentrung atau semacamnya.

Dia pun asyik menarik badan yang sudah hampir 5-10 menit perjalanan dia pegang lengannya tanpa melihat siapa yang dia pegangin. Sambil menarik sosok tersebut dan berdiri tepat di belakang pemain angklung dia asyik mendengarkan dan sesekali melantunkan lagu yang dimainkan.

Baru setelah 2 lagu habis dan para pemain musik jalanan tersebut beristirahat sejenak sambil mulai menyodorkan box untuk uang sumbangan. 

Fatty pun bilang " Mana duitnya buat kasih ke box pengamen?" dengan suara riang sambil melihat orang berlalu lalang.

" Amboy, lama kali sich Sal ambil duit di kantong depan tas." Sambil menoleh ke arah tas selempang yang ditaruh di belakang tubuh sosok tersebut. 

Lihat selengkapnya