Sayang Abang

Rissa Sahara
Chapter #5

Terjebak#5


Setengah jam lebih setelah mengayuh sepeda, akhirnya membawa Bagas pada pelataran area IKIP. Dicarinya gedung yang Pak Dasri maksud, ternyata letak gedung itu cukup jauh dari gerbang utama. Bagas harus mengayuh sepedanya kira-kira hampir lima menit dari gerbang untuk sampai ke tempat tujuan, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan.

Salah satu staff di sana, memberikan penjelasan kepada Bagas apa yang harus dilakukan. Di lantai satu terdapat empat buah jendela yang rusak harus diganti segera. Kaca jendela dari satu di antara ketiganya pecah dengan kondisi yang parah. Sementara sisanya hanya karena berkarat sehingga tidak bisa dibuka tutup seperti biasanya. Di lantai dua, hanya perlu mengganti dua jendela dan pada lantai tiga terdapat tiga jendela yang harus diganti. Jadi, ketika dihitung, total ada sembilan jendela yang harus Bagas perbaiki hari ini.

Tidak mau berlama, Bagas memutuskan untuk langsung bergerak bekerja. Ia ingat betul kata staff tadi untuk menyegerakan pulang karena ternyata hari ini akan ada demo yang dilakukan di area kawasan ini. Walaupun staff tadi mengatakan demo akan dilakukan secara damai di dalam area kampus, beliau tetap mengimbau kepada Bagas untuk terus berhati-hati, mengingat beberapa waktu lalu, demo berakhir ricuh.

Karena itu juga, ketika ia mengingat janji kepada adiknya, semakin membuat Bagas mengerahkan tenaganya untuk cepat menyelesaikan pekerjaan ini. Ia mulai melepaskan satu persatu jendela yang rusak. Cukup sulit, mengingat kondisinya yang sudah berkarat. Namun, jika dilakukan dengan benar, akan mengurangi tingkat kesulitannya, bukan?

“Rakyat hari ini sedang berduka. Harga BBM naik, sembako menggila, rakyat makin sengsara! Di mana pemimpinnya? Tak dengarkah jeritan hari ini? Sesuap nasi masih kami perjuangkan, dan kau tambah dengan semua ini!”

Dua rungu Bagas akhirnya mendengar jelas apa yang diteriakkan. Setelah sebelumnya hanya terdengar riuh-riuh yang saling sahut-bersahutan. Satu jam Bagas bergelut dengan kerjanya, satu jam pula ia mendengar sorak-sorakan dari luar sana. Awalnya hanya berupa riuh tidak jelas, namun makin lama, suara-suara itu semakin jelas. 

Lihat selengkapnya