Pagi yang cerah dan angin yang masih segar, semua orang berjalan menuju ke tempat kerjanya. Bahkan, anak-anak maupun remaja pergi menuju ke sekolah. Orang-orang sangat bersemangat untuk menjalani aktivitas hari ini,semua berharap akan berjalan dengan lancar.
Jam 8:00, jam yang menunjukkan sudah waktunya dia bangun dari tidur dan mimpi panjangnya. Rudi Ardianto namanya atau biasa dipanggil Rudi,dia belum bangun dari kasur empuknya yang diselimuti oleh sprei kasur yang hangat.
Rudi bekerja sebagai pelayan disuatu cafe disekitar kotanya, cafe itu selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung dari luar kota maupun dalam kota karena cafe itu terkenal keindahannya saat matahari terbenam. Ya, cafe itu berada tepat ditepi pantai. Rudi selalu mendapatkan shift sore sehingga dia pulang jam 2 pagi setelah semuanya dibereskan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamar Rudi
"Rud, Rudi,bangun udah siang."
Rudi yang masih ngantuk memaksakan matanya untuk terbuka, akhirnya Rudi terbangun dari kasur empuknya.
"Iya Bu, Rudi udah bangun." Rudi dengan suara pelannya sambil menggaruk leher.
"Kamu kan masuk shift pagi, kamu jangan lupa langsung mandi ya?" Suruh ibunya dari luar kamar.
"Baik,Bu. Huaa..."
Dengan mata yang masih runyam Karena baru terbangun dari tidurnya, Rudi langsung menuju ke kamar mandi untuk membuatnya segar kembali.
"Lah kok sikat gigiku nggak ada?" Gumamnya sambil mencari disekitar lantai kamar mandi.
Ketika dia mengecek dalam kolam, ternyata Sikat giginya masuk ke dalamnya. Rudi pun bergegas mengambil sikat giginya, lalu membersihkan nya karena kolamnya sudah kotor dibawahnya.
Rudi pun selesai mandi, lalu dia mengambil seragam kerjanya. Disana tertulis CAFE BAHARI, dia tidak menyangka bisa bekerja di cafe yang terkenal ini.
Saat pertama kali, sebelum aku masuk ke cafe ini, aku ingin mendirikan cafe sendiri dan menjadi saingannya. Namun, keadaan berubah setelah lulus sekolah aku pun kesulitan mendapatkan kerja hingga suatu waktu cafe ini,membuka lowongan pekerjaan untuk umum. Aku pun mencoba mendaftar dan ternyata diterima sebagai pelayan di cafe itu, padahal belum ada basic atau dasar untuk menjadi pelayan.
Dengan ini, Rudi bisa menabung dan memberikan kepada ibunya sebagian dari gajinya. Rudi sangat senang bisa bekerja di situ, karena bisa bertemu dengan orang lain dan memiliki banyak teman.
Drrt Drrt
Ponselnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk, Rudi pun langsung membuka pesan tersebut. Ternyata, itu pesan dari Gita yang mengajaknya nonton besok. "Baik,sayang. Besok saya jemput ya." Jawabnya pada pesan tersebut.
"Rudi... Ayo sarapan dulu. Bentar lagi udah jam 9." Suara ibunya dari ruang makan.
"Hah jam 9,waduh harus buru-buru nih." Rudi bergegas menuju ke ruang makan ketika melihat jam.
Sebagai informasi, shift pagi mulai dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore dan shift sore dari jam 4 sore sampai jam 12 malam. Cafe bahari buka jam 12 sampai jam 11 kalau Sabtu Minggu bisa sampai jam 12.
Rudi, langsung melahap makanan yang sudah ada dimeja dengan tergesa-gesa. Dia tidak menghiraukan ucapan dari ibunya untuk pelan saat makan.
"Rudi, pelan-pelan makannya entar bisa keselek."
Rudi tetap fokus pada makanannya,sampai dia kenyang. Setelah makan, Rudi langsung berpamitan ke ibunya sebelum berangkat bekerja.
"Bu, doain ya biar hari ini kerjaan Rudi lancar."
"Iya rud, kamu juga hati-hati ya kerjanya."
"Baik Bu, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Rudi bergegas memakai helm nya,dan menuju ke motor kesayangan,walau hanya motor matic tapi banyak yang tertarik. Dia menyalakan starter motor dan langsung tancap gas pelan keluar dari halaman rumah.
Jalan raya saat ini lumayan ramai lancar, tapi kalau sudah waktunya pulang kerja jalan ini susah buat nyari celah biar cepat sampai ke rumah. Rudi terkejut setelah sampai ke cafe, ternyata sudah ada banyak mobil terparkir didepannya padahal belum juga buka. Se antusias kah orang untuk berkunjung ke sini atau cuma parkir lalu pergi ke pantai.
Rudi langsung memarkirkan motor disamping cafe, parkir khusus karyawan. Saat akan turun, ada temannya juga yang baru sampai, Rudi pun menunggu temannya itu.
"Kamu ngapain Rud?" Tanyanya heran karena Rudi tidak langsung masuk.
"Ah gapapa, saya juga baru sampai kok. Sekalian nunggu teman aja." Tawanya kecil.
"Oh..." Jawabnya singkat.
Rudi langsung melongo saat temannya cuma jawab oh aja, "jawaban macam apa itu? Cuma oh aja." Tunjuknya pada temannya.