Hari ini, hari yang paling ditunggu oleh seorang Rudi, dia terbangun dari tidur lelapnya. Setelah bermimpi bertemu dengan orang yang dia kenal waktu sekolah, seketika itu Rudi mengingat kembali apa yang dia katakan pada wanita yang ada di mimpi itu.
Rudi duduk dan menatap telapak tangannya,sambil mengingat apa yang dia katakan waktu itu dan di sana. Ah mungkin itu hanya mimpi tapi apa aku pernah berjanji padanya waktu itu, pikirnya sambil merenung.
"Kak, bangun kak."
Suara itu membuat Rudi terkejut,suara itu datangnya dari luar kamarnya. Semakin lama didiamkan semakin kencang suara itu.
"Kakak ..."
Rudi sampai menutup kedua kupingnya karena teriakan itu, "iya iya, kakak udah bangun."
"Ya udah, cepat keluar dari kamar lalu sarapan. Kalau gak keluar adek yang akan makan semuanya."
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, membuat adek Rudi itu kaget. Kepala Rudi menongol dari dalam, membuat adeknya terlihat ketakutan.
"Bisa gak kalau bangunin kakaknya jangan teriak-teriak ...," kesal Rudi dengan nada tinggi.
"Kakaknya aja yang susah bangun, jadi adek teriak biar kakak bangun," balas adeknya Dengan nada tinggi juga.
Ibunya yang sedang mencuci piring di dapur, langsung meletakkan piring yang di tangannya. Karena Rudi dan adeknya ribut di lantai dua.
"Kakak adek, kalian ribut apa sih? Pagi-pagi udah berantem," ucapnya sambil menghampiri mereka berdua.
Rudi dan adeknya masih memasang raut wajah kesal, ibunya yang melihat itu langsung menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak-anaknya itu. Rudi yang sadar kehadiran ibunya,dia langsung mengusap kepala adeknya dan memuji adeknya.
"Adek ku yang cantik—tapi sekarang enggak—terima kasih ya sudah bangunin kakakmu ini pagi-pagi hehe," ucap Rudi sambil mengusap kepala adeknya.
"Iya, kakak ku yang ganteng—sekarang jelek—sama-sama. Ayo, sekarang kita sarapan bareng!" ucap Adek nya dengan senyum terpaksa.
Ibunya tersenyum dan tertawa melihat tingkah mereka berdua, sampai keluar air mata. Rudi dan adeknya bingung melihat ibunya yang tiba-tiba ketawa.
"Hahaha haduh, kalian berdua semakin dewasa sekarang kalian makin lucu aja ya," kata ibunya sambil mengusap air mata.
Padahal Rudi memang kesal sama kelakuan adeknya yang sering teriak-teriak dari kecil, dan adeknya juga kesal sama kakaknya karena sering bangun siang daripada bangun pagi.
"Ya udah, ayo kita sarapan pagi," ajak ibu ke meja makan.
Rudi mempunyai satu orang adek perempuan, dia masih kelas 2 SMA. Di sekolah nya dia dikenal sebagai murid teladan dan sering mengikuti perlombaan antar sekolah, Aisa Maharani biasa dipanggil Sasha. Nama yang sangat indah bukan, tapi itu indah hanya di sekolah saja bukan di rumah apalagi kalau berantem sama kakaknya, suara mereka berdua sampai rumah tetangga.
"Itu si Rudi sama Sasha kenapa sih berantem Mulu Bu Ani?"
"Biasa, Rudi ngeledekin adeknya jadi sering berantem," kata ibu Rudi senyum kecil.
"Bilangin jangan keras-keras kalau teriak, bikin tetangga budeg aja," ucap kesal tetangganya.
"Iya, Bu. Maaf ya." Ibu Rudi meminta maaf ke tetangga yang kesal.
Tapi sudah beberapa Minggu,kita berdua berantem lagi dan akhirnya hari ini kita berantem lagi. Berantem dalam arti lain ialah bercanda atau physics language, itu cara mereka supaya semakin dekat.
"Udah makan, Rudi, Sasha, jangan bertengkar terus," suruh ibu untuk berhenti bertengkar.
Rudi sama Sasha saling melirik dan buang muka, lalu lanjut makan. Hari ini adalah hari libur atau hari libur nasional jadi Sasha ada di rumah, untung aku nanti keluar jadi nggak berantem terus sama Sasha ini.
Drrt ... Drrt ...
Ponsel Rudi bergetar, sepertinya itu sebuah pesan. Rudi berpikir itu adalah Gita yang ingin mengajak nya nonton film romantis yang dia suka, ya walaupun setiap kali nonton film romantis Rudi selalu tertidur tapi Gita sering mengajaknya dibanding temannya, Oniel. Rudi membuka ponselnya, karena dia ingin tahu siapa yang mengirim pesan.
Di sana tertulis, Teman Sejati. Itu sebuah grup chat, yang di situ cuma ada 3 orang di dalamnya. Rudi, Alya dan satu orang lagi yaitu Cynthia.
"Hai, apa kabar kalian?"