Sayang lahir batin

fauzi Ardiansyah
Chapter #3

FILM ROMANTIS

Jalanan ramai lancar, disertai debu dan panas matahari. Di hari libur,semua orang keluar untuk liburan hingga jalanan ramai, dipenuhi mobil-mobil. Di tengah panas terik matahari, Rudi dan Gita berjuang untuk sampai ke Mall yang akan ditujunya, dengan laju motor sedang. Dia melewati satu persatu gedung-gedung tinggi, "aku harus cepat sampai, hari ini cukup panas. Aku kasihan sama Gita, dia sudah dandan untuk mempercantik diri tapi dia mau denganku naik motor."

Rudi kemudian menarik gas supaya mereka berdua cepat sampai,"Rud, jangan buru-buru. kita nikmatin aja perjalanan ini," ucap Gita yang samar terdengar terkena angin.

Rudi pun menurunkan kecepatannya karena Gita yang tidak ingin terburu-buru,"kita sudah lama ya Rud,sudah hampir dua bulan kita jarang ketemu." Kata Gita yang menyandarkan kepalanya dibahu Rudi.

"Iya, aku kira kamu ngelupain aku Git," kata Rudi tertawa kecil.

"Haha enggak lah, maaf ya jarang ke cafe kamu sama ngabarin kamu. Soalnya, aku sibuk sama tugas kuliah," ucap Gita.

"Enggak apa-apa kok, aku juga kemarin sibuk terus, apalagi 2 Minggu kemarin pada libur sekolah. Yang tadinya hari biasa sedikit pengunjung malah jadi banyak yang makan di cafe, ya meski cuma ngadem maupun numpang pake wifi aja hehe ..." Rudi mengatakan sebenarnya.

"Kalau kamu nggak sibuk, bisa saja ke cafe kok Git. Tapi jangan ketemu sama Alya ya." Lanjutnya.

"Aku juga bingung kenapa Alya kaya gitu padahal waktu kita pacaran, dia gak seperti itu. Apa dulunya dia mantan pacar kamu Rud?" tanya Gita yang membuat Rudi terkejut.

"Enggak enggak, Alya cuma teman dari SMP kok Git hehe enggak ada hubungan yang lebih dari itu," jawab Rudi dengan senyumnya.

"Tapi dari mukanya juga kelihatan gitu, si Alya sering menatap kamu Rud, waktu kamu menaruh pesan ke saya." Gita jelasnya.

"Dia emang dari pertama kenal juga begitu kok Git, saya juga nggak tahu dengan dia. Eh mall nya sudah ada didepan kita." Rudi memotong pembicaraannya dengan mengalihkan topik.

Rudi dan Gita, mereka tiba saat mall baru buka setengah jam yang lalu. Parkiran motor juga terlihat masih sepi, hanya beberapa orang yang datang.

Rudi dan Gita langsung menuju tempat loket bioskop, orang-orang yang berlalu lalang sedikit. Semuanya membawa anak maupun pasangan, dilantai satu terlihat sebuah panggung pentas entah kapan itu akan dipakai tapi sudah terlihat rapih dan siap untuk dipakai.

"Mba, 2 tiket ya," kata Gita pada penjaga loket.

"Mau nonton apa?" tanyanya.

"Eh ... Film romantis yang baru itu, Mba," jawab Gita sambil menunjuk poster film.

"Sayang lahir batin ya mba, baik. Silahkan, dua tiketnya." Penjaga loket memberikan 2 tiket pada Gita.

Rudi yang di belakang barisan, menunggu Gita membeli tiket itu. Rudi melihat sepasang kekasih yang saling bergandengan, membuat dia merasa harusnya dia dan Gita seperti itu. Akan tetapi, Rudi tak ingin melakukannya.

"Rudi ..." Gita memanggil Rudi yang sedang melamun.

"Ah iya yang, eh Gita," balasnya terbata-bata karena terkejut.

"Kamu kenapa sih?" tanya Gita sambil melihat orang di belakang Rudi.

"Enggak apa-apa kok, Git," jawabnya sambil menggaruk leher.

"Udah dapat tiketnya?" tanya Rudi. Gita cuman menunjukkan tiket yang ada di tangannya.

"Oke, kita masuk." Lanjutnya.

"Nanti kamu jangan ketiduran ya."

"Enggak kok tenang aja."

Gita dan Rudi berjalan menuju ke teater yang akan menampilkan film yang sesuai dengan tiket yang telah dibeli, mereka berdua memang tidak seperti pasangan yang lain, mereka berdua masih malu-malu apalagi ada salah satu temannya yang melihat,pasti salah satu dari mereka ada yang keringat dingin. Ya memang hubungan mereka baru berjalan 6 bulan,mungkin mereka belum mau mempublikasikan ke teman terdekat mereka.

Sementara di cafe bahari, Alya yang sudah menghubungi manager cafe langsung menjelaskan apa yang terjadi,padahal si Alya tidak tahu menahu penyebab kaca cafe pecah.

"Jadi, Alya, apa kamu tahu kenapa kaca cafe bisa pecah seperti itu?" Alya sedang diintrogasi oleh manager cafe.

"Tidak Bu, saya tidak tahu," jawab Alya dengan pelan.

"Lalu kamu Ella, apa kamu tahu?" tanya manager dengan tegas.

"Saya juga enggak tahu Bu, mungkin kejadiannya waktu malam saat cafe sudah tutup," pungkasnya Ella.

Alya dan Ella tidak berani memandang manager tersebut, karena mereka tahu kalau mereka melawan pasti akan dikeluarkan langsung.

"Saya jadi kasihan sama mereka berdua," kata jafar yang mendengar dibalik pintu manager.

"Iya, kita juga nunggu giliran buat diintrogasi," balas temannya, Ricky.

"Bukannya kamu kemarin shift sore ya?" tanya Jafar menyadari bahwa orang yang diajak ngobrol adalah lawan shiftnya.

Lihat selengkapnya