SAYANG TANPA JEDA

Vhira andriyani
Chapter #20

Ulang tahun

Jadwal Ibu berobat kali ini Rea masih ditemani oleh Dudi dan lagi-lagi Rea harus izin untuk pulang lebih cepat. Tidak perlu menunggu lama karena sebelumnya Dudi sudah menelepon untuk diambilkan nomor antrian. Menunggu giliran sambil membalas pesan masuk karena masih terhitung jam kerja.

Perawat memanggil nama Ibu.

Seperti biasa Dokter memeriksa Ibu terlebih dahulu lalu meminta perawat memeriksa tensi. Tanpa sepatah kata pun dokter memeriksa cacatan kesehatan Ibu sebelumnya.

“Terapinya selalu di jalankan kan?” tanya dokter dengan ekspresi wajah serius.

“Selalu Dok,” jawab Rea tegang.

“Saya sarankan terapi dilakukan setiap minggu ya.”

“Jadi minggu depan datang hanya untuk terapi saja Dok?”

“Benar! Saya lihat belum ada perubahan yang bagus. Justru cenderung menurun. Ini saya resepkan obat nanti tolong diminum teratur. Tiga minggu lagi jangan lupa untuk datang.” Dokter memberikan resep obat pada Rea yang lagi-lagi Rea tidak mengerti sedikit pun tulisannya. Mengapa tulisan dokter selalu saja sama, begitu sulit dipahami dengan tulisan sambung yang acakadut.

Kata-kata dokter yang mengatakan tidak ada perubahan yang bagus pada Ibu mengganggu pikiran. Rea jadi pesimis akan kesembuhan Ibu. Apa masih ada harapan yang tersisa mengembalikan Ibu seperti sedia kala. Dudi yang sakit serupa dengan Ibu bisa sembuh tapi mengapa Ibu tidak. Ada apa dengan penyakit yang Ibu derita, mengapa jalan Ibu untuk sembuh berliku tanpa ujung yang jelas.

Emosi Ibu sudah tidak lagi terkontrol. Sekarang Ibu lebih mudah marah dengan suara yang menggelegar. Ibu berubah, Ibu menjadi berbeda, Ibu tidak sama seperti dulu. Rasanya Rea ingin segera bangun dari mimpi buruk yang sudah kelewat panjang.

Nafsu makan Ibu juga naik drastis melebihi dari Rea tapi berat badannya menyusut sementara berat badan Rea bertambah. Entah di mana letak salahnya.

Diselang istirahatnya Rea duduk selonjoran di sofa sambil berselancar di internet mencari tahu tentang penyakit Ibu hingga ia dikagetkan dengan suara besar ponsel Ibu. Rea tidak terbiasa dengan suara besar, ponsel miliknya saja nyaris tanpa suara. Ada pesan pemberitahuan masa aktif kartu yang akan segera habis. Sangking banyaknya yang Rea pikirkan, ia sampai lupa untuk mengisi pulsa Ibu. Saat hendak memeriksa ponsel Ibu terdapat juga pemberitahuan panggilan tidak terjawab dari Bapak. Karena penasaran Rea mengotak-atik ponsel Ibu, mengecek pesan masuk yang ternyata semua dari operator dan mengecek panggilan masuk yang semua tertulis nama Bapak. Pandangan Rea tertuju pada satu panggilan masuk di waktu yang berdekat di saat Rea mendapat telepon dari Bu Rini.

Apa Ibu yang menangis tanpa henti ada kaitannya dengan Bapak?


26 Desember 2013

Ulang tahun Ibu yang juga bertepatan dengan bencana alam Gempa dan Tsunami Aceh 9 tahun silam. Pada awalnya sebelum tragedi itu terjadi. Tepat di tanggal 26 Desember, Ibu selalu membuat cake yang cantik. Alasan Mengapa Ibu selalu begitu membuat Rea terenyuh. Bukan soal cake. Bahkan Ibu tidak mencicipi satu potong pun. Ibu memandang di ulang tahunnya sebagai moment yang tepat untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri atas semua yang Ibu lewati selama setahun. Moment berbagi kebahagiaan kepada orang-orang terkasih, ia akan ketularan bahagia dikala melihat keluarganya bahagia.

Lihat selengkapnya