Anton tak bisa tidur. Bukan karena bayi mereka menangis tengah malam. Lebih karena ia sibuk memikirkan masalah promosi ke Semarang. Seharusnya sebentar lagi ia bersiap untuk bertolak kesana, namun hatinya belum sanggup meninggalkan Rena. Pemandangan Rena yang terikat di tiang ranjang terus terbayang dalam benaknya.
Lastri menghukum Rena bukanlah pertama kalinya terjadi. Ketika pulang bekerja, Anton bisa saja menemukan Rena sedang menangis di kamarnya. Atau menyadari kalau ada luka di tubuhnya. Kadang, meski Rena diam saja dan tidak mengadu, Lastri akan bercerita pada Anton tentang bagaimana nakalnya Rena. Kesalahan Anton adalah diam dan hanya menghibur Rena.
“Kenapa sih, Mas? Enggak bisa tidur?”
Lastri heran karena Anton sejak tadi terus mengubah posisi tidurnya. Meski dalam diam, lama-lama Lastri merasa terganggu juga. Anton juga menghela napas panjang berkali-kali. Lastri tahu Anton memikirkan sesuatu. Anton mengubah posisinya menjadi duduk. Kepalanya mulai terasa pening. Saat Anton melirik ke jam dinding yang terpasang di kamar mereka, Anton baru menyadari sudah lewat tengah malam.
Lastri sebenarnya tahu apa yang tengah Anton pikirkan. Tetapi ia tetap ingin Anton pergi bekerja diluar kota. Mereka butuh banyak uang sekarang ini. Sambil mencoba duduk juga, Lastri berkata, “kamu bingung masalah promosi, kan Mas? Aku bilang kan ambil saja, Mas. Itu kesempatan bagus buat kamu.”
“Lalu? Kamu akan bebas menyakiti Rena?” tanya Anton sinis.
“Mas! Aku ini ibunya, mana mungkin aku jahat sama Rena? Aku begitu karena Rena nakal! Kamu bisa tanya Dhika dan Winda, mereka juga bilang kalau Rena nakal!”
“Iya itu karena mereka sering lihat kamu marah pada Rena dan menyebutnya nakal!”
“Ih! Aku enggak mau ya Mas debat lagi soal ini. Terserah, kamu mau ambil promosinya atau enggak. Kalau kamu enggak mau ambil promosi, aku mau cari kerja lagi! Kita ini butuh duit, Mas!”
Lastri kembali berbaring dengan kesal. Ia menarik selimutnya hingga menutup dagu. Anton semakin kalut, namun tidak bicara lagi. Dalam diam Anton mencari solusi. Solusi terbaik agar Rena aman, Lastri tidak perlu bekerja lagi dan Anton bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka yang semakin mendesak. Ah, andai saja uang turun dari langit.
*
“Maksudnya apa toh? Kamu mau aku mengawasi Rena?