Katanya, ulang tahun yang ketujuh belas merupakan ulang tahun yang Istimewa. Begitu juga menurut Ibu. Besok adalah hari ulang tahun Winda yang ketujuh belas, dan tentu saja ulang tahunnya ini diistimewakan.
Rumah sudah mulai didekorasi, serba ungu muda sesuai warna kesukaan Winda. Balon dan pita sudah terpasang sempurna. Kue ulang tahunnya yang juga mengambil tema warna ungu akan datang besok pagi. Winda juga sudah menyiapkan pakaian khusus untuk satu hari Istimewa itu. Sebuah gaun sleeveless berwarna ungu. Berulangkali Winda bertanya bergantian pada semua orang di rumah, apakah dirinya cantik mengenakan pakaian itu.
Rena tak ketinggalan, ia juga menyiapkan ulang tahun kakaknya. Rena membelikan Winda sepatu, hasil menabungnya selama berbulan-bulan, sejak masih SMP. Meski Winda kadang menyebalkan, Rena tidak ingin melewatkan momen berharga kakaknya itu. Pakaiannya untuk acara besok juga sudah disiapkan, tergantung rapi di dekat ranjang Rena.
“Rena!”
Winda masuk ke kamar Rena sambil tersenyum-senyum. Tak biasanya kakaknya itu masuk kamarnya dengan wajah yang ramah. Mungkin karena esok hari istimewanya.
“Besok kan aku ulang tahun. Teman-teman SMA-ku datang. Kamu sudah tahu, kan?”
“Iya, sudah. Aku juga siapin kakak kado,” ucap Rena sambil memamerkan kado yang sudah dihias pita ungu. Winda mengambilnya dari tangan Rena.
“Hehe, makasih ya. Kadonya aku ambil sekarang enggak apa-apa, kan? Jadi besok kamu bisa tenang di rumah Bibi Sekar,” ucap Winda sambil memeluk kado pemberian Rena. Ucapan Winda membuat Rena mengernyitkan dahi. Besok seharusnya seluruh keluarga berkumpul dengan teman-teman Winda, merayakan hari ulang tahunnya.
“Maksudnya Kak?”
“Iya, kamu besok ke rumah Bibi Sekar aja, enggak usah ikut merayakan ulang tahun aku.”
“Hah? Kenapa? Kok gitu?” protes Rena.
“Gini ya, kalau kamu disini, teman-teman aku pasti jadi tahu kalau kamu di SMA Pelita, sama-sama kelas satu lagi. Kamu mau aku malu? Mereka pasti jadi tahu kalau aku pernah enggak naik kelas!”
Ah, rupanya itu alasannya, pikir Rena. Winda tak ingin teman-temannya tahu tentang dirinya. Menurut Winda, keberadaan Rena di pesta itu hanya akan membuatnya malu.