Jevika sebagai penggemar serial Detective Conan menjadi sangat bersemangat melakukan olah tkp. Tak hanya dia, kedua wanita yang Bersama dia juga ikut bersemangat melakukan olah TKP.
Mereka memulai dengan mendata siapa saja pemilik kunci ruangan saat ini. Ada Jesika, Nikolas sang korban, Adrian Ketua Organisasi, Joanne, Melita, dan Rabiah yang merupakan anggota organisasi.
Mereka menghapuskan Joanne, Adrian, Nikolas dan Jeremy karena keempat orang tersebut tidak ada di sekitaran daerah kampus saat itu. Mereka ikut pulang ke kampung halaman Joanne untuk melakukan pencarian dana. Sekarang pemegang kunci yang tersisa adalah Jesika, Melita dan Rabiah.
Langkah selanjutnya mereka beralih ke pintu ruangan, mengambil kemungkinan jika saja maling yang masuk tidak melalui pintu melainkan ventilasi yang keadaannya kebetulan terbuka saat itu.
“Lihat Jev, ada jejak kaki disini.” Seru Novia dengan semangat saat melihat jejak kaki yang terlukis tepat di bawah ventilasi.
“Ah, berarti benar saja bisa jadi malingnya masuk dari ventilasi dan langsung loncat disini, kemudian dia keluar dari ventilasi lagi.”
“Tunggu dulu, tapi jejak kakinya hanya ada di tepat di bawah pintu saja, masa ia, dia melayang dari situ menuju lemari.” Sanggah Jesika yang melihat ke jenggalan dari jejak kebetulan itu.
“Ia juga sih. Tapi kalau bukan dari atas, malingnya masuk dari mana Jes? Semua jendela tertutup rapat, yang terbuka sisa ventilasi itu.”
“Lihat, sepertinya ini ukuran kaki laki-laki Jev, karena semua pengurus wanita tidak ada yang pumya jejak kaki sebesar ini.” Ucap Novia sambil mencocokan ukuran kakinya secara melayang, tanpa menginjak jejak kaki yang ada.
“Ah, bisa saja. Tapi coba kita tanya di grup siapa saja yang datang ke sekre selama 3 hari belakangan ini. Siapa tau kita akan menemukan petunjuk disana.” Saran Jevika sambil menatap Nikolas yang sudah terlihat sedikit stress.
***
15 menit mereka berselanjar di grup salah satu aplikasi pengirimin pesan sejuta umat itu. Namun tak ada yang memberi jawaban sesuai keinginan mereka. Rata-rata menjawab tidak ada yang berada didaerah kampus dan emang tidak memiliki kunci ruangan.
“Gimana dong gak ada yang ngaku nih.” Kesal Niko.
“Kalau penjahat ngaku, penjara penuh.” Balasan klasik Jevika di berikan tatapan sinis oleh Niko.
“Jadi kita wawancarai yang pegang kunci dulu deh,” Saran Novia.