Kabar hilangnya barang-barang di sekre di tutup rapat oleh seluruh pengurus. Setidaknya jangan sampai kasus ini tersebar kepenjuru Gedung Sekre, bisa ribet urusannya nanti.
Niko menghembuskan nafasnya berkali-kali. Saat ini ia sedang terduduk di warung makan bersama Jevika tentu saja, Jelita dan juga Jeremi.
“Makan Nik.” Pinta Jesika yang menatap Nikolas dengan khawatir. Pasalnya selama 2 tahun mengenal Nikolas, ia tak pernah melihat temannya ini menolak makan.
“Nik makan gih, ntar yang pipinya kayak bakpao aku doang loh.” Rayuan absurd ala Jevika.
Lagi-lagi Niko hanya menghela napasnya kasar.
“Nik pelan-pelan bernapasnya, angin-angin nerakanya ntar kena tempe bakarku loh.” Kalian tentu tau siapa yang mengatakan itu, ya Jevika.
“Ia ia. Aku makan ini.”
Akhirnya mereka berempat bisa makan dengan damai tanpa helaan napas kasar dari Nikolas.
Kira-kira 10 menit waktu yang mereka habiskan untuk menyantap lalapan tempe bakar itu.
“Kita mau kemana habis ini?” Jesika memulai pembicaraan serius itu.
“Kita datangi mereke satu-satu, kecuali kakak, kan udah jelas alibinya. Nanti aku sama bang Niko yang datangi. Kalian yang pantau sekitar, takutnya nanti ada bubuhannya datang nyerang kita.” Jelas Jeremy.
Pagi-pagi sekali Jeremi yang baru tiba dari kampungnya menghubungi Nikolas, Jevika dan Jesika untuk membahas masalah ini. Makanya sekarang mereka Menyusun rencana untuk memecahkan kasus ini.
Tadi malam, Jeremi sudah membuat grup khusus untuk investigasi ini. Isinya hanya dia, Nikolas dan Joanne. Lalu Joanne meminta Jeremi untuk memasukan Jesika dan Jevita kedalam grup karena mereka berada di TKP saat itu.
“Ya udah ayok jalan, ntar orangnya pergi.”
Tak begitu lama, hanya 3 menit waktu yang mereka tempuh untuk tiba di rumah tersangka 1, Melitha. Nikolas dan Jeremi bergegas mengetuk pintu bangsalan kuning itu. Sedangkan Jesika dan Jevika hanya memantau keadaan dari luar.
Kalau kalian bertanya kenapa bukan Jevika dan Jesika saja yang menemui Melitha, jawabannya karena Nikolas adalah korban jadi dia harus bertanya langsung, sedangkan Jeremi merupakan anggota yang cukup akrab dengan Melitha jadi enak untuk berbincang-bincang.
Terus kalau kalian tanya lagi kenapa tidak langsung mereka berempat saja yang bertanya, jawabannya adalah untuk menghilangkan rasa curiga Melitha yang merasa di curigai. Duh jadi bingung sama kata-kata sendiri. Intinya, kalau ada masalah seperti ini jangan didatangi keroyokan guys. Nanti dianya merasa di curigainya atau lebih tepatnya sepetrti di hakimi.
Tidak terlalu lama percakapan mereka, karena Melitha beralasan akan pergi dengan kekasihnya untuk makan siang bersama. Jadinya informasi yang di dapat juga tidak terlalu jelas, atau kesannya seperti terburu-buru. Jeremi dan Nikolas juga meresa enggan berurusan dengan kekasih Melitha yang tampangnya jauh lebih sangar dari mereka.