“Aduh… lama banget ya komputernya” kataku kesal.
“Kenapa La?” Tanya Jio
“Gak tau nih Koh” jawabku sambil menatap layar komputer yang masih loading.
“Bentar gue panggilin orang IT” kata Koh Jio. Tak lama kemudian datanglah pria berkantung mata hitam dengan bulu mata lentik yang terlihat manis. Di kantor ini hanya aku dan dia yang memiliki kantung mata hitam.
“Kenapa komputernya” tanya pria itu
“Ini lama banget padahal cuma save file aja masih loading dari tadi” ujarku dengan nada yang sedikit kesal.
“Lu pada udah kenalan belum” Kata Koh Jio yang memperhatikan kami dari belakang. Aku dan Rendy diam saja.
“Ini namanya Nayla, Ren. Nayla ini bagian desain lu kalo butuh desain ke dia aja. Akur-akur ya lu pada” ucap Koh Jio lalu meninggalkan kami.
“Ini sih filenya yang kegedean, RAM komputernya juga kecil gak kuat kalo buat desain” ujar Rendy
“Ajukan beli baru aja” kata Rendy lagi.
“Yah gue kan anak baru mana boleh” ucapku
“Coba aja dari pada lu kerjanya lama” ucap Rendy
“Iya deh ntar gue bilang bos gue” ujarku sambil melihat layar komputerku yang masih loading. Aku tak sanggup menatap mata Rendy yang tajam itu.
“Gue perhatiin, lu sering nyoba hal-hal baru gitu deh. Lu suka banget ngedesain ya?” tanya Rendy sambil mendekatkan wajahnya.
“Iya, karena bos gue kan banyak maunya ya, kadang gue lupa gitu ngerjainnya gimana. Jadi, ya sambil nonton tutorial gitu” jawabku
“Ren, sini dulu deh” panggil Koh Bastian. Lalu, Rendy pun menghampirinya.
“Gue rasa dia suka sama lu deh” kata Sinta yang tiba-tiba ada dibelakangku
“Ngagetin lu” ucapku yang spontan melihat ke belakang
“Sorot mata dia itu tajem banget tau, dia kalo ngeliat lu tuh lamaaaaaa banget”
“Mata dia emang tajem kali, bukan berarti dia suka ama gue” jawabku ketus
“Eh, dibilangin. Ngapain coba dia merhatiin lu kalo bukan karena suka. Lu tuh harus peka sama bahasa tubuh cowo, La” ujar Sintia sambil menepuk bahuku
“Au ah, lagi ribet nih gue” jawabku sambil melanjutkan pekerjaanku karena komputerku sudah tidak loading lagi.
Di tempat kerja Aku lebih sering berkomunikasi dengan tim IT, tak jarang banyak projek desain yang diminta oleh tim IT untuk aku kerjakan bersama mereka seperti membuat tampilan website dan aplikasi.
Siang itu saat aku makan siang sendirian Teman timku sedang ada pekerjaan di luar kantor, biasanya kita makan siang bersama. Aku makan siang sendiri di kantin Lagoon yang terletak di belakang kantor sebelah apartemen Lagoon. Kantin ini sangat nyaman walaupun cuaca panas, meskipun terletak diluar ruangan kita yang duduk disini tidak akan kehujanan atau kepanasan karena ada tenda mejanya juga. Siang ini sangat panas sekali Aku duduk sendiri sambil menikmati teh bunga krisan favoritku, teh krisan ini enak sekali… teh yang dijual anak SMP yang lucu dan imut, dia berjualan sambil memakai seragam sekolah dan mendatangi setiap meja di kantin. Awalnya Aku merasa iba padanya, aku mencoba beli tehnya dan akhirnya ketagihan sampai sekarang rasanya yang sangat khas dan tidak terlalu manis ini sangat cocok di lidahku, setiap kali Aku pergi ke kantin Lagoon aku selalu menunggu dia berjualan dan membeli tehnya.
Aku melihat Koh Bastian seorang diri sedang bingung mencari tempat duduk, dia melihat ke arahku dan menghampiri Aku sambil tersenyum lebar.
Oh Tuhan… malaikat tampan nan rupawan berkemeja putih turun dari langit dan sedang menghampiriku, gumamku dalam hati.
“Halo Nayla…” jawab Koh Bastian sambil tersenyum dan duduk di sampingku, Aku pun tersenyum dan tersipu malu.
“Halo Koh…” jawaku tersenyum.
“Sendiri aja nih, yang lain pada kemana?” tanya Koh Bastian
“Pada ada meeting diluar, yah gue mah bagian nunggu orderan desain aja dari mereka” jelasku dengan nada santai.
“Koh Bastian udah makan siang?” tanyaku.
“Belum nih, lu udah makan siang belum?” tanyanya
“Belum…” jawabku dengan cepat
“Oh, lu belum makan ya. Mau makan apa sekalian gue pesenin” tanya Koh Bastian.
“Oh, gak usah dipesenin Koh ngerepotin, gue pesen sendiri aja” jawabku panik.
“Gak apa-apa kok santai aja, gue mau makan nasi padang. Lu mau pesen apa?” jawab Koh Bastian dengan nada memaksa.
“Nasi padang juga boleh, samain aja” jawabku dengan tersipu malu.
“Oke deh, Mas…” Koh Bastian memanggil pelayan kantin sambil mengangkat tangannya, dengan sigap pelayan itu langsung menghampiri kami.
“Iya Mas, mau pesan apa?” tanya pelayan laki-laki dengan logat jawa tengah yang khas itu sambil mengeluarkan pulpen dan kertas dari kantong celemeknya.
“Mau pesan nasi padang dua pake rendang ya” jawab Koh Bastian.
“Baik mas, minumnya apa?” tanya pelayan itu.
“Saya air mineral aja. Lu mau minum apa La?” tanya Koh Bastian
“Air mineral juga mas” jawabku
“Baik, ditunggu sebentar ya mas… mbak…” kata pelayan itu, lalu pergi.
“Gimana La kerja di tim Mr. Long Wei?” Tanya Koh Bastian
“Sejauh ini baik-baik aja Koh, tapi ya banyak revisi sih ” jawabku dengan nada santai, dia orangnya baik sih sering traktir kita makan malam. Tapi, banyak maunya. Semua desain Aku sering di revisi sama dia, bahkan hingga berbulan bulan satu desain aja belum di acc sama dia, padahal semua orang sudah setuju dan menilai desain Aku itu bagus dan layak untuk publish. Selera dia juga aneh sih, dia ngomongnya A tapi pas di bikin sesuai keinginannya malah dia bilang gak suka tampilannya terus konsepnya diubah lagi, dia juga sering menatap layar laptopku seharian hanya demi revisi sesukanya. Mana Aku gak ngerti apa yang dia omongin lagi, dia juga gak bisa bahasa inggris, sekalinya ngomong bahasa inggris, malah Aku yang gak ngerti sama grammer dia yang berantakan itu, logat dia aku juga kurang paham. Untungnya ada asisten dia yang siap translate apapun yang dia omongin, ya meskipun gak semuanya dia translate sih. Kata Chintya dia kalau dia sedang kesal bahasanya kasar sekali dan dia memang tipikal orang yang mudah marah, Chintya pernah bilang kalau tidak semua yang Mr. Long Wei bicarakan di translate ke Bahasa Indonesia. Karena dia juga tidak nyaman kalau berbicara kasar ke rekan kerja yang lain, meskipun itu dari ucapan Mr. Long Wei.
Apa semua dunia kerja memang seperti ini ya?
Atau Aku yang kurang kompeten?
Ah, sudahlah jalani saja dulu.
“Sabar ya La… dia emang unik orangnya, ini kerjaan pertama lu ya La?” Tanya Koh Bastian
“Bukan Koh, sebelum kerja disini. Aku kerja di butik bagian konten kreator sama desain grafis di Bandung” jawabku.
“Ooo gitu… kenapa pindah La, padahal kan asyik banget di Bandung tuh, banyak tempat wisata sama kuliner yang enak-enak” kata Koh Bastian dengan nada semangat.
“Iya sih Koh, tapi gajinya kecil. Cuma cukup buat bayar kosan sama kebutuhan sehari-hari aja. Boro-boro buat liburan, buat beli skincare aja pas-pasan” jawabku sambil mengenang masa kerjaku di Bandung.
Beberapa menit kemudian, Mas pelayan itu menghampiri kami dengan membawa makanan dan minuman pesanan kami.
“Dua nasi padang dan dua air mineralnya mas… mbak…” kata mas pelayan itu sambil menaruh hidangan di meja kami.
“Makasih Mas…” jawabku dan Koh Bastian.