Sayembara

Ema Riyanawati
Chapter #6

Desa Terpelosok

“Tanah ini akan di beli Pak Lurah”

“Tapi kenapa harganya jatuh, pak” protes pemilik lahan. “Apa tidak terlalu murah?”

Ajudan itu menatap pemilik lahan dengan kesal. Pria berusia enam puluhan itu terus saja menolak. Terpaksa si ajudan kembali dengan tangan hampa.

Rudy adalah lurah yang dikenal bertangan dingin. Namun sudah turun temurun, keluarganya selalu menjadi perangkat desa. Rudy menggantikan Haikal, adik bapaknya yang pensiun jadi lurah. Keluarga besar Rudy juga menguasai pertanian di desa ini. Warga selalu menjual hasil panen ke kolega Rudy.

Meski saat harga panen turun drastis, dan sayuran tidak laku, warga enggan menjualnya kepada pihak lain. Sebab, ajudan Rudy pasti akan melapor dan hal itu berdampak cukup parah untuk kehidupan mereka.

Sudah dalam empat tahun ini, Rudy membeli tanah dengan harga murah. Tidak jarang, ajudannya memakai cara kekerasan. Rudy beralasan ingin membangun tempat wisata di desa dengan dana pribadinya.

“Hotel atau penginapan ini, nantinya akan menyerap tenaga kerja dari desa. Anak-anak kita tidak perlu bingung lagi ke mana harus mencari kerja”

Walau pada akhirnya, hanya beberapa saja yang diterima bekerja di sana. Usut punya usut, informasi dari dalam, Rudy banyak menerima karyawan dari luar kota dan luar pulau. Rudy hanya memilih warga desa yang bisa dibungkam dengan tumpukan uang.

Banyak kalangan artis, konglomerat dan pejabat korup yang datang untuk mengadakan pesta di penginapan itu. Lokasinya yang pelosok dan jauh dari desa membuat tempat itu aman dari segala gangguan. Selama ada Rudy, segala bentuk kejahatan yang terjadi di penginapan itu tidak akan tersentuh oleh siapapun, bahkan hukum.

Boni adalah kaki tangan yang memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Boni adalah mesin yang sudah disiapkan untuk melanjutkan misi-misi Rudy.

Di balik penginapan megah di atas desa itulah, ada sebidang tanah yang menjadi tempat penguburan massal bagi siapa saja yang menentang kebijakannya. Rudy juga menerima pesanan liang kubur. Bahkan hantu-hantu di bukit itu seolah pindah karena merasa malu setelah melihat kelakuan Rudy. Ada yang lebih setan dari setan.

Warga desa yang sedang bekerja di ladang sering mendengar musik keras dan sorakan dari penginapan. Tapi mengingat aktivitas di penginapan itu tidak akan mengubah hidup mereka, maka pilihannya adalah dibiarkan saja.

Penginapan itu dijaga ketat oleh ajudan Rudy. Mereka harus menjaga penginapan dan memastikan tamu undangan tetap mematuhi aturan.

Lihat selengkapnya