Sayonara, Aishiteru

Muna al syifa
Chapter #3

Chapter 3

Tap...tap..tap

Kulangkahkan kaki jenjangku memasuki perusahaan Saito Group. Aku menghampiri gadis cantik berambut coklat sebahu yang berdiri di balik meja resepsionis. Aiko, itulah yang kulihat pada name tag nya.

"Permisi," sapaku dengan tersenyum lebar.

"Ada yang bisa saya bantu,nona?" jawab Aiko ramah.

"Saya ada panggilan interview hari ini,"

"Anda yang bernama Sakura Matsumoto-san?" tanya Aiko memastikan.

Aku menganggukan pelan, "iya," jawabku.

"Tuan direktur sudah menunggu anda sejak tadi. Silahkan anda ke ruangannya. Ruangan Tuan Direktur ada di lantai 20. Setelah itu belok kiri, di situ hanya ada satu ruangan. Di situlah ruang kerja Tuan Direktur," terang gadis itu.

"Terimakasih," ucapku sembari berojigi.

Aiko tersenyum dan juga membungkukan badan sekilas.

Aku mengikuti petunjuk dari Aiko menuju ruangan Ceo Saito Group. Jantungku berdetak cepat. Bukan karena aku sedang jatuh cinta. Tapi aku sangat gugup. Aku takut tidak bisa menjawab pertanyaan dengan lancar saat interview nantinya. Aku takut jika aku tidak diterima bekerja di sini. Padahal aku sangat berharap bisa bekerja di perusahaan ini. Karena gaji yang di tawarkan sangat besar. Tinggal di kota orang seorang diri, membuatku harus lebih bekerja keras untuk mencukupi kebutuhanku selama di sini. Karena, jika aku kesulitan ekonomi, tidak ada yang bisa aku mintai tolong di sini.

Aku yang sejak tadi sibuk dengan pergulatan batinku, tak menyadari jika kini aku telah sampai di depan ruangan Ceo. Kuhentikan langkahku di depan pintu.

"Hah....," aku menarik napas panjang, "Sakura, kau pasti bisa. Semangat," kataku menyemangati diriku sendiri.

Tok

Tok

Tok

Ku ketuk pintu tiga kali. Perasaanku semakin gelisah. Keringat dingin membasahi kedua telapak tanganku.

"Masuk," suara seorang pria dari dalam ruangan membuat jantungku berdetak semakin kencang.

Dengan perlahan, aku membuka pintu kayu berukir berwarna coklat yang ada di hadapanku. Saat aku memasuki ruangan, kulihat rambut berwarna coklat kemerahan menyembul dari balik kursi yang membelakangiku.

"Selamat siang, Tuan Direktur," sapaku dengan menundukan kepala.

Krieett

Suara deritan kursi menandakan bahwa sang empu yang mendudukinya memutar kursi menghadap ke arahku. Aku mengerling sekilas pada direktur yang kini duduk di depanku tanpa berani menatapnya.

"Ternyata benar kau Sakura yang sama dengan yang ku temui kemarin," ujar CEO itu.

Bertemu? Rasa penasaranku yang membuncah membuatku mendongakan kepala dengan cepat. Mataku membulat sempurna. Terkejut melihat orang yang sedang tersenyum manis di depanku saat ini. "Saito-san?" ucapku memastikan. Seingatku dia adalah Eiji Saito. Pemuda yang kutemui saat di pesawat tempo hari.

Pemuda bertampang baby face itu terkekeh, "wah.. senangnya. Ternyata kau masih mengingatku," ujarnya dengan mata yang berbinar bahagia, "silahkan duduk," lanjutnya.

Kuanggukan kepala sambil tersenyum kemudian mendudukan diri di kursi tepat di depan meja Eiji.

Eiji menumpukan kakinya di atas kakinya yang lain dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, "kau bisa mulai bekerja hari ini," ucap Eiji datar.

Lagi-lagi mataku membulat. "Apa? Anda serius?" aku terkejut dengan keputusan Eiji yang tiba-tiba.

"Sangat serius," balas Eiji dengan menekan pada setiap kata.

Lihat selengkapnya