Scandalicious Siblings [Episode 1]

Falcon Publishing
Chapter #3

Scene 02: Arttra dan Key

Arttra tidak mau pulang ke rumah orang tuanya. Setelah selama ini terbiasa hidup sendiri, baginya itu suatu kegagalan, dan Arttra tidak suka merasa gagal. Ia berencana untuk tinggal di rumahnya sendiri setelah kembali ke kota ini, tapi itu tidak bisa langsung dilakukannya sekarang karena ia belum punya rumah sendiri. Maka, ketika ia melihat Key berjalan keluar dari lift di area lobi, Arttra segera bangkit dari sofanya dan menghampiri kakaknya itu.

“Key, sorry, aku enggak mau balik ke rumah Mami. Aku boleh tinggal di apartemen kamu dulu untuk sementara?” tanyanya.

Key sejenak hanya memandangi Arttra. Seperti dengan saudaranya yang lain, ia tidak akrab dengan adiknya ini. Kali terakhir mereka bertemu itu tahun lalu, saat orang tua mereka membawa Key dan Kaca liburan ke London. Kendi tidak ikut sebab kala itu sedang betah tinggal di The Classy Arjawuni Jakarta dan membuat rangkaian pesta untuk orang-orang terkenal di industri perfilman. Ketika itu, Arttra baru memulai kuliah S2, dan belum pernah pulang ke Indonesia sejak berangkat untuk Summer School. Setelah program Summer School selesai, Arttra beralibi sangat sibuk dengan persiapan kuliah S2. Padahal ia memang tidak berminat kembali pada lingkup keluarganya meski hanya untuk liburan. Arttra lebih suka liburan keliling UK dan Eropa.

Dalam durasi liburan Key bersama orang tua mereka di London yang satu minggu itu pun, Arttra hanya bergabung satu kali untuk makan siang bersama mereka di area South Bank. Ketika itu Arttra dan Key tidak terlibat percakapan langsung, sebab Arttra hanya bicara untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan Anneta dan Tejar. Key pun sudah tahu ke mana harus pergi untuk berfoto di lokasi-lokasi ikonis dan berbelanja barang-barang khas musisi kesukaannya. Jadi, ia merasa tidak mesti bertanya kepada Arttra. Cewek itu juga tampak tidak tertarik untuk bertanya tentang cerita hidup Key atau Kaca. Hanya saja, Anneta sempat menyebut pada Arttra bahwa sejak ia pindah ke London, Key juga pindah ke apartemennya sendiri di daerah Dago. Setelah makan siang bersama itu, Arttra segera memisahkan diri untuk pergi ke kastil perpustakaan dan mereka tidak bertemu lagi sampai rombongan Key pulang ke Indonesia.

“Masih tinggal di apartemen, kan?” lanjut Arttra, memastikan.

Key mengangguk. “Masih. Tapi kamar tidurnya hanya satu.”

“Masa?” tanya Arttra, skeptis.

“Ada dua kamar tidur. Satu saya pakai, dan satu lagi jadi studio musik, sudah tidak ada kasurnya,” tutur Key.

“Ada sofa?” tanya Arttra, gigih.

“Ada. Kamu mau tidur di sofa?”

“Mau. Aku cuma mau ikut tinggal sebentar, sampai aku dapat rumah.”

“Oke.” Key mengangkat kedua bahunya dengan tidak acuh.

Cheers, mate!” ujar Arttra, seraya berlari ke sofa yang tadi didudukinya dan menarik koper.

Ia beriringan dengan Key, berjalan menuju mobilnya yang diparkir di halaman depan hotel.

“Mau cari rumah di mana?” tanya Key, saat mulai menyetir pergi dari The Classy Arjawuni.

“Ada beberapa lokasi yang pengin aku lihat. Aku sudah sempat browsing rumah-rumah yang keren di Bandung. Mau cari info lebih banyak dulu. Yang pasti, enggak dekat rumah Mami,” jawab Arttra, yang duduk di samping kursi pengemudi.

“Menurut kamu, perintah Mami tadi, bagaimana?” tanya Key.

Nonsense,” tukas Arttra. “Aku enggak mau kerja untuk orang lain, apalagi di bidang yang enggak aku suka. Aku enggak suka dipaksa-paksa harus berbuat apa. Ini hidup aku, dan aku yang mengatur hidupku sendiri. Lagi pula aku sudah punya rencana yang harus aku wujudkan. Daripada jadi pegawai di hotel Mami, lebih baik aku pakai waktu, pikiran, dan tenagaku untuk mewujudkan rencana besarku itu.”

“Kuliah kamu sudah selesai, bukan? Lalu sekarang ada rencana apa lagi?”

“Mau bikin proyek cross-media storytelling.”

“Apa itu?”

“Aku bikin satu universe fiksi, tapi ceritanya akan dipecah ke dalam beberapa media. Jadi, orang-orang harus menjelajahi semua media ini untuk bisa dapat keseluruhan cerita dari universe itu. Crossmedia Storytelling itu mata kuliah favoritku. Malah jadi alasan aku pilih kampus, karena di kampus aku ada mata kuliah itu. Tugas akhirnya disuruh bikin fictional universe sekaligus business plan untuk penerapan konsep crossmedia storytelling-nya. Aku sudah bikin dunia fiksi yang keren dan detail. So, aku mau bikin proyek entertainment ini jadi nyata. It’s going to be really huge!”

Key melirik adiknya, ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang diceritakannya. Tidak terbayang apa-apa soal konsep hiburan yang dibuat oleh Arttra ini. Namun, Key tetap berkomentar, “Bagus.” Ia mengucapkan itu hanya sebagai respons spontan saja, karena ia tidak terlalu mengerti dengan kuliah yang diambil adiknya.

Arttra mendelik ke kakaknya sambil menyeringai, “Aku tahu kamu enggak paham. Intinya, this is some art and entertainment business.”

“Kamu kuliah jurusan apa, sih?”

Lihat selengkapnya