Scar

Sekarmelati
Chapter #19

Bab 18. Istri Baru?


Di hari-hari normal, aku dan Bayu biasanya mengobrol serius di jam dua pagi. Di luar rumah suasana sunyi senyap. Tepat di jam dua itu, seorang satpam akan melewati rumah kami lalu berhenti. Suara mesin motornya berdengung halus. Satpam itu memukul tiang listrik sebanyak dua kali. Lalu motor itu akan menderu menjauh. 

Aku belum tidur sejak tadi. Mataku seolah menolak memejam. Aku berbaring gelisah, membolak-balikkan badan sambil berkali-kali mengembuskan napas panjang. 

Bayu menahan tanganku. "Kenapa tidak tidur?"

"Sepertinya ada yang salah dengan diriku," kataku, memandangi ujung kuku-kuku jari tangangku yang menghitam. 

"Manusia memang tempatnya salah," katanya bijak.

"Bukan itu." Aku menegakkan punggung. "Belakangan ini aku susah sekali menahan emosi."

Bayu mendengarkan.

"Kemarin aku memarahi semua kucing. Aku bahkan menampar telinga Rocky karena ia nekat naik ke sofa." Aku termangu. "Aku belum pernah menyakiti kucing sebelumnya."

"Kau hanya memberinya peringatan. Kadang anak kucing memang keras kepala. Ia akan melakukan hal-hal yang membuat kita kesal."

Aku berbaring telentang menatap langit-langit. Dari sudut mataku, aku bisa melihat Bayu sedang memperhatikanku. Raut mukanya tampak kelabu.

"Kamu sekarang beda," kata Bayu.

"Masa?" aku menoleh. "Maksudmu lebih kurus?"

"Lebih galak," jawabnya dengan mimik serius. 

"Oh, itu pasti karena efek obat. Obat itu dirancang untuk mengacaukan hormonku," sahutku. 

Menurut dokter, tamoxifen adalah obat terapi hormon. Hormon estrogen diketahui dapat membantu pertumbuhan kanker. Tamoxifen akan menghambat estrogen agar sel-sel kanker itu tidak berkembang. 

Efek terbesar dari meminum rutin obat itu adalah menopause dini. Sesuai dengan harapan dokter. 

"Obat itu mengubahku menjadi orang lain," kataku. "Kalau aku menopause, mungkin aku akan lebih uring-uringan lagi."

Lihat selengkapnya