Pukul 07.00 tepat pada saat bel sekolah berbunyi, seluruh murid berlari menuju lapangan utama sekolah untuk bersiap melakukan rutinitas di hari senin. Mereka melakukan pengibaran bendera dan akan mendengarkan sepatah dua kata dari seseorang yang berada di atas podium---Kepala Sekolah. "Assalamuallaikum warrahmatullahi wabarakatuh, saya berterimakasih banyak atas guru, petugas upacara, pmr, OSIS, dan siswa lainnya yang telah bersedia menjalani upacara dipagi harj yang cerah ini. Pertama-tama saya ucapkan selamat datang untuk siswa baru yang telah bergabung di sekolah ini. Juga selamat untuk siswa yang sekarang sudah naik kelas dan akan menjadi contoh untuk siswa baru. Saya harap kalian semua bisa belajar dengan baik dan sukses setelah lulus dari sekolah ini. Terimakasih wasalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah mendengarkan amanat dari kepala sekolah, banyak yang bernafas lega dan mendumel dengan suara pelan. "alhamdulillah akhirnya selesai juga. Kyra lo tau ga? kenapa coba harus ada amanat. Gue kan cape berdiri panas-panasan, lah kalo kepsek kan di podium ada atap nya. Lelah hayati."
"Yaelah, lo kayak baru sehari upacara disini aja. Kepsek kan emang gitu lama ceramahnya." ucap teman gadis berkuncir kuda itu.
"gue kayaknya ga kuat deh lama-lama disini. Rasanya tuh kayak-" belum selesai gadis berkuncir kuda itu mengeluh sudah ada saja yang memotong omongannya dengan tatapan datarnya itu.
"Hei! Kamu jangan berisik, mau saya tarik kesini dan terkena hukuman?" titah seorang Anggota OSIS, terlihat dari almamater nya yang menandakan bahwa dirinya adalah bagian dari OSIS.
"Dia gatau apa gue juga OSIS!" gumam gadis berkuncir kuda.
›S C H E M E R I N G G R E Y‹
Upacara telah selesai, murid kembali ke kelas nya masing-masing begitu juga dua gadis tadi. Dua gadis itu sedang berjalan menuju kelas nya dengan mengobrol hal random yang terfikir oleh otak mereka.
"Aruna!" pemilik nama Aruna itu pun menoleh. Aruna--Aruna Kyra Nathania nama panjangnya--mencari suara yang memanggil namanya, tetapi tidak ada yang Aruna kenal. Mungkin gue salah dengar pikir Aruna lalu berjalan lurus lagi sambil mendengarkan ucapan dari sahabat nya itu.
"Aruna Kyra Nathania, kelas XI jurusan Multimedia!" Aruna kembali mendengar suara itu. Kali ini dia tidak akan menoleh kebelakang karena sebal dengan manusia usil seperti itu.
"Aruna, siapa yang manggil lo sih? Cerita gue kepotong terus kan jadinya." sahabat Aruna itu juga merasa kesal dengan suara brisik yang dikeluarkan oleh seseorang tidak dikenal pastinya.
"gatau tuh Kay, gue juga kesel sama itu orang. Maka dari itu gue juga ga nengok." Kyra--Nama panjangnya Kira Queensha--pun mengerti dengan ucapan Aruna dan melanjutkan perjalanan mereka menuju kelasnya--XI MULTIMEDIA--yang berada di lantai 2.
"Woy! Gue panggilin masih aja ga nengok lo na." sesosok laki-laki berbadan tinggi dengan wajah yang bisa dibilang tampan sekaligus datar itu tiba-tiba berada di depan Aruna dan Kay.
"Sudah gue duga memang, pasti ini kelakuan mahluk astral dari planet pluto." titah Kay yang sudah kesal acara ngobrol dijalannya kepotong untuk yang ketiga kalinya.
"Mata lo kayaknya harus diperiksa deh Kay. Gue ganteng gini lo bilang mahluk astral? Jahat lo Kay." laki-laki itu tak terima dengan titahan Kay yang mengatai nya mahluk astral.
"Alay lo lix, gue mau ke kelas ah! Gue ngantuk!" Aruna langsung pergi dan disusul oleh Kay yang meninggalkan Felix--nama panjangnya Felix Sein Ardhani, teman sekelas Aruna dan Key--sendirian di lorong gedung sekolahnya itu.
›S C H E M E R I N G G R E Y‹