Banyak yang bilang kalau hidup Colli terlalu enak; posisinya terlalu aman. Karena Colli adalah keponakan kepala sekolah dan cucu ketua yayasan yang menaungi sekolah ini. Pernyataan tentang sekolah milik nenek moyang, bagi Colli benar adanya. Bahkan suatu saat nanti kuasa Kakek akan diwariskan pada Colli.
Tapi Colli gak butuh itu semua.
Colli gak butuh hidup aman tiap kali dirinya membuat ulah di sekolah karena status keluarga. Colli juga gak butuh warisan berupa yayasan yang memiliki banyak amal usaha dan relasi di mana-mana.
Pada saat Colli berumur dua belas tahun, kedua orang tuanya menitipkan Colli pada adik ayahnya dan berjanji akan menjemput Colli. Selama Colli menunggu orang tuanya, yang perlu Colli lakukan hanya menghormati sang paman saja.
Namun waktu berjalan. Tahun berganti tahun. Seiring dengan usia Colli yang terus bertambah, Colli pun menyadari; Dirinya dibuang. Dirinya bukan dititipkan melainkan dibuang dan terpaksa menumpang di rumah adik ayahnya. Dengan kata lain, ia hanya beban.
Tapi Colli diperintahkan untuk tetap menghormati sang paman jika ingin dijemput.
Apa Colli kurang menghormati sang paman? Apa lagi yang harus Colli lakukan untuk menunjukkan rasa hormat pada sang paman?
Colli tetap tinggal di rumah sang paman meskipun batin selalu tersiksa dengan bisikkan sinis dari alam bawah sadar yang mengatakan bahwa dirinya hanya beban yang menyusahkan.
Colli tetap kumpul keluarga di rumah Kakek, meskipun tanpa orang tua yang membuatnya menerima banyak sindiran dari para kerabat yang tak setuju dirinya yang akan menjadi penerus.
Colli tetap menerima jabatan Ketua yang diberikan langsung oleh sang paman meskipun Colli tak mengerti apa-apa. Colli sudah berusaha menjadi Ketua yang menjadi lidah para siswa pada guru, tapi tetap saja banyak yang gak suka Colli menjadi Ketua OSIS.
Colli cuman butuh orang tuanya. Harus apa lagi? Harus seberapa tertekan lagi sampai ia layak mendapatkan sosok orang tua? Apa harus sesulit ini untuk mendapat sosok orang tua?
Lima tahun. Colli menunggu tanpa kabar apa-apa, tanpa jejak apa-apa. Kadang jenuh datang, memperkeruh pikiran kalut yang makin terasa kusut; Apa benar orang tuanya akan menjemput? Apa Colli telah dibuang? Lantas apa gunanya Colli tetap di sini bersama harapan tanpa ending yang jelas? Apa mereka lupa tentang Colli? Apa benar Colli adalah anak mereka? Apakah mereka masih hidup?
Embusan napas lolos dari mulut Colli.
"Berisik!!" protes salah satu teman bernama Fauna yang biasa disapa Una. "Napas lewat idung aja biar gak berisik!" katanya sambil mempraktikkan.