School : Begin

A. Hadi
Chapter #5

05. Belajar Bukan Main (Kebalik?)

"Woi laaaah!"

Aksa mendelik kaget karena suara Colli. "Kenapa lagi lo?"

"Boseeeeeeen," keluh Colli tak bersemangat. Aksa pun menghela napas dan menutup buku paket di tangannya. "Barusan banget kita kumpul, lo minta makan, sekarang baru kelar makan, lo bilang bosen. Kapan kita ngerjain tugasnya?!" omel Aksa.

Aksa, Colli, Divya, Gio, dan Hoshi sedang berkumpul di salah satu restoran di mall besar. Niatnya mereka ingin mengerjakan tugas kelompok membuat power point tentang bab minggu ini.

Biasanya mereka tidak seperti ini. Personel kelas 11 IPS 3 yang dikenal sebagai anak-anak akhlakless mana mungkin janjian mengerjakan tugas, seperti anak rajin saja. Mereka tentu lebih memilih rebahan sampai mendekati tenggang waktu barulah mereka asal-asalan membuat power point; yang penting tulisan item di buku paket disalin semua ke slide, gak peduli isinya tentang apa.

Aksa yang lagi kesambet film masa kini, tiba-tiba memaksa teman-temannya untuk mengerjakan tugas di mall atau kafe. Biar kayak anak SMA di film-film. Itu sebabnya mereka sekarang berkumpul di sini.

Tapi karena jiwa akhlakless mereka telah mendarah daging, tubuh mereka jadi alergi sama yang namanya ngerjain tugas kayak gini.

"Iya, bosen banget," sahut Divya menyetujui. "Nah fix kita main ke time zone!!" seru Hoshi bersemangat.

"Ih kerjain tugas dulu!!" Aksa menolak keras, tapi perlahan melunak melihat Hoshi membuka dompet mengeluarkan sebuah kartu. "Ayo main sepuasnya gue traktirrrr," kata Hoshi mengangkat kartu time zone tinggi.

"Gas langsung!!!" Colli langsung bangkit menyeret Gio yang duduk di sampingnya. Colli emang paling liar kalau dengar kata traktir, apalagi kalau Hoshi yang bilang. Soalnya Hoshi itu orang kaya; orang tuanya punya saham di mana-mana, punya koleksi rumah dan villa, juga menjadi tuan tanah di beberapa daerah. Pokoknya kaya raya dah. Asyik banget kalau ditraktir Hoshi, berasa bawa kartu unlimited. Beda sama Una, yang sama kaya rayanya kayak Hoshi. Tapi Una pelitnya minta ampun, cerdik, licik. Tiap main dia gak pernah bawa kartu, cuman bawa uang cash yang cukup buat diri sendiri.

Sekarang Colli dan Divya sedang memegang palu dari games arcade tikus tanah. Keduanya mengambil posisi untuk memukul tikus yang keluar dari bolongan. Hoshi yang gak kebagian palu tapi pengen ikutan jadi menggenggam tangan kosong dan ikut memukul tikus yang keluar. Aksa memberi intruksi dari belakang sambil memukuli punggung Colli karena dari tadi pukulannya miss. Sedangkan Gio berdiri tenang di belakang; merasa ngantuk.

"Itu di kiri ih! Sumpah Colli goblok banget," seru Aksa kesal. "IH sumpah lo gak bisa main yak!!" Aksa memukul punggung Colli sambil menunjuk tikus tanah yang keluar.

Sedangkan di sebelahnya ada Divya dan Hoshi yang lagi sikut-sikutan. "Jauh-jauh kek lo!!" Divya menyikut tubuh Hoshi, tapi bukannya menjauh Hoshi malah maju sambil tertawa gila memukul tikus tanah dengan tangan kosong.

"Lo gak diajak main! Gak liat palunya cuman dua?!" Divya menarik wajah Hoshi dengan kedua tangan sampai wajah Hoshi menyengir lebar seperti hantu momo.

"Maen tembak-tembakan jombi aja dah! Kita liat siapa yang lebih jago!" tantang Hoshi. Lantas Divya mengangkat dagu merasa tertantang. "Ayo aja! Yang kalah gak boleh ikut main lagi!" balas Divya nyolot. "Gas laaaaah," Colli menimbrung, menarik dua orang itu.

Lihat selengkapnya