School : Begin

A. Hadi
Chapter #7

07. Sakit

Colli mengendus kecil. Kini ia duduk di kursi Una—pojok paling belakang,ia memakai jaket tebal andalannya sambil melipat tangan di atas meja dan menaruh dagu di sana. Matanya merah, hidungnya mampet, kepalanya pusing, badannya panas; semua karena hujan.

Colli gak nyangka dia bisa sampai di kelas saat masih sepi, sebenarnya cuman kelas akhlakless yang masih sepi. Colli sengaja masuk walaupun tengah sakit supaya tantenya gak tau bisa tidur di UKS.

Una duduk di kursi Iyan—tepat di depan Colli, sedang tertawa kecil melihat layar hapenya.

"Na," panggil Colli dengan suara kecil.

"Hm bentar," Una kembali tertawa gemas melihat layar hapenya. "Adik kelas lucu banget," katanya sambil senyam-senyum. Gak heran kalau Una begini, dia emang pecinta wanita.

Colli mendesis. "Lo anak siapa, sih?!"

"Gue? Anak pungut gue mah," kata Una tertawa

Wajah Colli langsung keruh. "Gak lucu, goblok."

Una kaget melihat respons Colli seperti itu, kemudian ia tertawa lagi. "Beneran. Dari bayi gue udah dibuang. Bonyok nemuin gue di dalam kardus di gang sempit, badan gue cuman ditutupin kertas nasi. Haha, kayak pisang goreng," ujar Una bercerita.

"Na, gak lucu, anjirt," ucap Colli serius.

"Lah? Santai kali, hahaha. Gue gak bohong."

Colli menopang dagu, mencoba memasang tampang santai seperti yang Una minta. Mungkin benar Una adalah anak angkat, tapi ia sudah menerima itu dan tidak merasa ada masalah akan itu.

"Berarti... lo gak pernah liat orang tua kandung lo?" tanya Colli menyelipkan sesuatu yang tak disadari oleh Una.

"Enggak..?" jawab Una sedikit bingung, kenapa pembicaraannya jadi begini. "Lagian gue udah punya bonyok sama adek, walaupun tiri tapi gue gak masalah."

Colli mengulum bibir, ingin bertanya namun ragu tapi penasaran. "Lo gak pernah ngerasa... kalau lo cuman numpang dan jadi beban?"

"Hah?" Una kaget. "Gak pernah, lah!" jawabnya cepat. "Gue 'kan anak mereka, mana ada anak numpang atau jadi beban. Kecuali lo udah lulus tapi gak nyari kerja, gak cuman beban keluarga tapi beban negara juga!"terang Una walau gak penting. "Meskipun gue bukan anak kandung, mereka tetep kasih gue nama keluarga. Bukannya dengan begitu mereka beneran anggap gue sebagai anak?"

Colli menggumam panjang sambil sedikit berpikir. Ia menarik napas, menarik ingus yang nyaris meler ke bibir.

"Hm, nama keluarga ya..."

•••

"Aduuuh Kak Colli keluar duluuuu!!" Adik kelas itu mendorong paksa tubuh Colli keluar dari Ruang UKS.

"Gue beneran sakit, anjir!" protes Colli tak terima diusir. Jangan-jangan adik kelas ini didikannya Aksa yang selalu nuduh Colli bolos di UKS terus ngusir dengan cara sadis.

Lihat selengkapnya