School : Begin

A. Hadi
Chapter #8

08. Analisa Wewangian Ala Colli

“Jadi gimana, Col?”

Dahi Bintang mengerut samar, ia menutut solusi dari Colli tapi cowok tengil itu gak memperdulikan Bintang sama sekali. Padahal Bintang adalah si peringkat 1 yang punya kesialan; jadi teman Colli.

“Hm ya, mantap,” sahut Colli seenaknya. Ia menggigit kulit kuaci lalu mengeluarkan isinya kemudian ditaruh di atas tembok pembatas dengan alas tisu hasil minta ke Vie. Pagi ini Colli bertekad sarapan dengan kuaci, jadi cowok itu lagi fokus membuka kulit kuaci sebanyak-banyaknya sebelum bel masuk menggema.

“Si anjir masih aja ngurus kuaci!” umpat Bintang kesal. Pasalnya sengaja Bintang ke kelas Colli untuk meminta bantuan, solusi, saran, dan segala hal tentang perasaannya yang terpendam untuk anak gadis sebelah kelas Colli.

“Bintang? Lo ngapain di sini?”

“Eit Cila! Apa kabar nih? Masih pagi kok cemberut, smile dong smiiiileee!!!!” ucap Bintang jenaka sambil tersenyum lebar menampilkan giginya di depan wajah Cila persis. Cila mendorong wajah Bintang agar pemuda pintar tapi tolol itu memberi jarak.

“Sori. Baru kering.” Cila menyodorkan sebuah paper bag ke Colli yang masih mengupas kulit kuaci.

Colli melirik sekilas, kemudian sadar kalau yang di dalam sana adalah hoodie yang pernah ia pinjamkan ke Cila waktu terjebak hujan di warung reyot jalan dekat rumah Cila. "Makasih,” ucapnya sambil mengambil alih paper bag itu.

“Makasih juga,” balas Cila singkat.

“Cil, ke kantin yuk! Kita nyarap bareng nih!” ajak Bintang yang disetujui oleh Cila, lalu keduanya pergi menuju tangga. Bintang menoleh ke belakang, menjulurkan lidah meledek Colli yang masih memegang paper bag dan kuaci.

Palingan Bintang mau curhat soal gebetannya lagi.

Colli membungkus kuaci yang telah terpisah dengan kulit, kemudian mengantonginya. Ia juga mengeluarkan hoodie-nya dan membuang paper bag ke tong sampah di sampingnya—hidup Colli emang selalu berdampingan dengan sampah.

Kulit kuaci masih ada di dinding pembatas, Colli pun membuang itu ke bawah tanpa berpikir panjang. Lalu terdengar, “Kurang ajaaaar! Siape yang buang sampah ke bawah, hah?!!” umpat manusia yang di lantai bawah. Kalau ditebak, itu suara Juan.

Lihat selengkapnya