"Cil, lo tau anak kelas sepuluh yang Orientasi bareng kita gak?"
Cila mengernyit heran. Temannya, Putri memang aneh, saking anehnya dia bisa kepikiran menanyakan hal se-gak-masuk-akal ini.
"Lo ngatain gue gak masuk akal, ya?!" tembak Putri hanya menilai dari ekspresi Cila. "Ada loh!!!! Yang kurus, tinggi, temenan sama gengnya Colli."
"Gengnya Colli terlalu banyak."
"Ada looooh, yang ku—" "Cila! Nih biodata yang lo minta," serobot seorang pemuda bongsor yang masih memakai tas.
"Wah! Dewa udah masuk!!" sahut Putri senang menyambut kedatangan temannya itu. "Lama banget, sih, lo masuknya."
Dewa tertawa tak enak. "Seminggu kemarin gue bantuin kerjaan bokap."
Dewa Abimanyu adalah murid yang mendapat skors atas tindakannya yang memukuli Blue sebulan yang lalu.
"Dewa! Lo gak usah bikin ulah lagi! Malu-maluin aja, yang harusnya ada di-black list sekolah kelas IPS 3, bukan kelas kita!" omel Mita yang memang terkenal memiliki benci dengan kelas 11 IPS 3.
Putri merangkul Dewa susah payah karena perbedaan tinggi yang mencolok. "Haha, maapin Dewa, Mit!" katanya mewakili Dewa kemudian merapatkan Dewa dan Cila. "Gila, ya, si Mita kayaknya dendam banget sama anak-anak akhlakless," bisik Putri menggosipkan Mitha.
"Wajar aja, korban patah ha—" "OH!"
Dewa dan Cila terkejut akibat suara melengking milik Putri. Gadis pendek itu menunjuk dokumen di tangan Cila dengan ekspresi terkejut. Lantas Dewa bereaksi.
"Kenapa? Lo mau gabung ekskul foto?" tanya Dewa selaku anggota ekskul foto.
"Lo kenal dia, Dew?!" tanya Putri masih dengan suara yang melengking karena satu-dua hal.
Kening Dewa berkerut. Ia melihat arah yang Putri tunjuk—biodata yang baru saja ia berikan kepada Cila, dan biodata yang kini terlihat adalah milik, "Putra?"