School : Begin

A. Hadi
Chapter #24

24. Yongki dan Para Gadis (1)

Langit Yoejongki Winata, pemuda yang dianugerahi segala nikmat dunia; wajah tampan, otak pintar, kaya raya. Tiga hal itu membuat hidup Yongki dikelilingi gadis cantik dan mendapat penghormatan dari warga sekolah.

Bahasa lebay untuk Yongki adalah sempurna.

Yang iri dengan Yongki bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan. Laki-laki iri karena dia ganteng, banyak yang suka, dikelilingi cewek cantik, dan kaya raya. Yang perempuan insecure kalau dekat-dekat dengan dia karena kalah mulus, jarinya lentik, matanya indah, dan kulitnya putih bersih.

Pagi ini Yongki tengah mengikat tali sepatu dengan tubuh terbalut lengkap seragam sekolah. Tasnya diisi dengan kotak bekal, buku, dan baju ganti untuk persiapan acara malam ini.

Yongki masih heran kenapa Kegiatan Belajar Mengajar tidak diliburkan, daripada memaksakan KBM hanya sampai jam sepuluh pagi kemudian sore nanti para murid kembali ke sekolah untuk acara. Yang lebih heran lagi, kenapa OSIS mengadakan acara yang hanya buang-buang dana saja.

Setelah rapi, Yongki keluar rumah menaiki mobil antar-jemputnya. Sebenarnya Yongki berniat membolos, tapi mengingat jabatannya membuat Yongki tak bisa menjalankan niat tersebut. Andai Yongki adalah salah satu anggota kelas 11 IPS 3 yang akhlakless, pasti niat Yongki berjalan mulus.

Tapi mau gimana lagi, Yongki sudah terlanjur berada di kelas IPA 1 yang unggulan itu dan sekarang Yongki sudah tiba di sekolah.

Tungkai Yongki langsung menuju gedung ekskul, atau tepatnya menuju Ruang Komdis alias Komisi Disiplin; kaki tangan BK dan biasa menjadi partner OSIS. Komdis terdiri dari tiga bidang; Disiplin Sikap, Disiplin Waktu, dan Disiplin Pakaian. Yongki sendiri adalah Ketua dari Komisi Disiplin, jadi ia mencakup tiga bidang itu. Bisa dibilang Komdis adalah polisi sekolah.

Saat Yongki membuka kunci pintu, ruangan di sebelah Ruang Komdis terbuka. Yongki melihat si anak kelas sebelah keluar dari Ruang OSIS, gadis berwajah jutek itu membawa setumpuk kertas ukuran A4 yang dibagi dua. "Kebetulan ada lo," sapa Cila pada Yongki.

Yongki mengangkat alis merespons Cila, dan dapat Yongki lihat Cila mendengus kecil. Cila segera memberikan kertas di tangannya pada Yongki, "Event tambahan di-oke-in, kirim-kiriman surat biar afdol," terang Cila menjelaskan.

"Oh gak nanya," sahut Yongki santai.

Cila mendelik samar. "Nanti lo ke semua kelas jelasin gimana sistemnya, sama kasih kertasnya," lanjut Cila menjelaskan.

"Sistemnya gimana?" tanya Yongki.

Cila mengembuskan napas, padahal ini ide Yongki dan beberapa hari lalu udah dijelasin, tapi pasti Yongki gak nyimak karena tidur.

"Tulis suratnya mau dikirim ke siapa, isinya bebas. Kalau udah bisa dikumpulin ke kotak suara di depan Ruang Komdis sebelum jam sepuluh," kata Cila. Lantas Yongki melirik kotak suara yang menggantung di depan Ruang Komdis, akhirnya kotak itu berfungsi. Yongki mengangguk paham dan memilih langsung masuk ke dalam ruangannya.

Di dalam ruangan, Yongki memperhatikan kertas-kertas tadi. Yongki pikir kertas itu hanya kertas kosong, nyatanya ada tulisan To: untuk memudahkan penulis dan pengirimnya nanti. Yongki jadi berpikir untuk siapa ia mengirim surat. Masa ngirim ke diri sendiri? Miris amat.

Di tengah pikiran absurd Yongki, pintu ruangan diketuk dari luar. Lantas Yongki menyahut mengizinkan masuk, kemudian pintu terbuka oleh seorang gadis yang wajahnya bulat dengan mata bulat pula, menampilkan kecantikan tersendiri ditambah bentuk tubuh yang bagus.

Lihat selengkapnya