Yongki turun dari mobil dan masuk ke rumah yang kata Boy super megah dan cocok dijadikan lokasi syuting sinetron azab. Tapi bagi Yongki biasa aja.
Entah Boy yang terlalu lebay menilai sesuatu atau Yongki yang terlalu jumawa, tapi yang jelas, segala hal yang menurut Boy luar biasa, menurut Yongki malah biasa aja.
Contohnya waktu Yongki ganti hape jadi hape apel keluaran terbaru, reaksi Boy langsung heboh dan marah-marah gak jelas. Padahal Yongki beli hape apel baru karena hape apel sebelumnya rusak, lalu pas Yongki menceritakan hal itu pada Boy, dia malah makin marah-marah gak jelas.
Kata Boy, kalau hape Boy rusak dan mau beli baru. Dia harus mencari tempat cicilan hape yang paling murah terlebih dulu, baru bisa ganti hape baru.
Gak heran, sih. Uang jajan Boy sebulan dengan uang jajan Yongki sebulan, satu banding sepuluh. Ditambah lagi kalau hari libur, uang jajan Boy juga libur. Begitulah nasib.
•••
Yongki duduk di pinggir kasur dengan rambut setengah basah dan handuk di pundak. Biasanya Yongki menggunakan hairdryer untuk mengeringkan rambut selepas mandi, tapi kali ini Yongki memilih membiarkan rambutnya kering sendiri karena Yongki masih punya waktu untuk persiapan ke acara.
Yongki memilih duduk santai sambil menggulir layar hapenya. Sebenarnya Yongki jarang memakai hapenya, hanya sekedar membuka aplikasi chat atau games untuk membunuh waktu menunggu.
Boy pernah iseng memeriksa durasi layar hape Yongki digunakan, dan rata-rata pemakaiannya gak sampai satu jam lebih. Makanya Boy itu rada gak terima kalau Yongki beli hape yang kualitas oke, karena Yongki gak memakainya secara maksimal. Mending buat Boy, bisa lebih berfaedah. Contohnya Boy bisa menyebarkan gosip pada seluruh warga Smangka dalam waktu sekejap mata.
Jujur saja Yongki kurang nyaman memakai hape. Yongki lebih suka menghabiskan waktu dengan tidur daripada sibuk menggulir timeline Twitter yang isinya sambat orang-orang.
Tanpa membuka hape juga Yongki bisa lebih tenang. Karena Yongki bisa pura-pura bego saat Pak Tono menagih deadline via chat. Biasanya Yongki merespons; maaf, pak, tadi saya terlalu fokus mengerjakan jadi tidak membuka hape. Padahal aslinya Yongki molor.