Colli tengah berada di depan kelas 11 IPA 2, sedang berbicara dengan teman SMP yang bernama David dari 11 IPA 3. Tak berlangsung lama karena David pamit kembali ke kelas, sedangkan Colli melambaikan tangan sambil tersenyum mengantarnya.
"Ngobrol sama siapa?" tanya Putri yang baru keluar kelas. Gadis itu mengikuti arah pandang Colli yang menuju kelas sebelah.
"Kepo lo, pendek!"
Putri melotot. Gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba Colli mengatainya. Gadis kecil itu bersedekap dan mendongak sombong. "Gak bakal gue panggilin Cila!" balas Putri songong. Gadis itu kembali putar balik, masuk ke kelasnya. Bersamaan dengan seorang pemuda bongsor yang keluar kelas hendak membuang sampah.
"Ah, Dewa! Tolong panggilin Syira dong!" pinta Colli tidak merasa bersalah pada Putri. Lantas Dewa melempar sampah yang ia bawa ke tong sampah secara sigap, dan segera meneriakkan nama temannya. "Cila!! Dicariin Ketos!!"
Putri yang belum jauh dari pintu balik lagi ke pintu dan menginjak kaki Dewa kuat-kuat sampai pemuda itu meringis. Sedangkan Colli tertawa puas.
Tak lama Cila keluar kelas, dan Colli masih tertawa. "Mau sampai kapan ketawa?" tegur Cila. Colli langsung membungkam tawanya dan segera mengulum bibirnya.
"Jadi ada perlu apa?" tanya Cila bersandar pada dinding pembatas sembari melihat lapangan yang dipakai main kejar-kejaran oleh anak kelas sepuluh.
Colli menautkan jarinya dan memain-mainkannya, bibirnya masih mengulum yang kini malah terlihat gelagat seperti orang yang salah tingkah. Colli berdeham untuk membersihkan suaranya.
"Sebenarnya.." ungkap Colli mengatung. "... Gak ada apa-apa, hehe."
Refleks, Cila berdecak keras karena merasa tersinggung. Gadis itu berbalik, buru-buru kembali masuk ke kelas. Tapi Colli langsung menahan lengan Cila.
"Gue 'kan cuman mau ketemu. Segitu gak sukanya lo ketemu gue?" kata Colli dengan bibir manyun tanda merajuk.
Cila menghela napas. "Bukan begitu."
Colli melepaskan tangan Cila. "Yaudah sana. Kalau gak suka ketemu gue, sana!"