School : Begin

A. Hadi
Chapter #37

37. Ketika Temanmu Membutuhkan Dorongan

Di suatu kafe yang sudah tak asing lagi, terdapat sepasang remaja yang tengah menikmati potongan kue dipadukan dengan minuman yang bisa bikin kadar gula darah naik.

Yongki dan Dewi tengah menikmati kencan sepulang sekolah. Hubungan keduanya berjalan sangat baik, dan tetap menjadi rahasia negara namun bocor ke biang gosip alias Boy Setriya yang sampai saat ini masih bisa diajak kerja sama. Lain ceritanya kalau hal tersebut sampai bocor ke Bintang si pintar tapi bego yang mulutnya sangat lihai bergerak.

Berbicara tentang Boy, kini pikiran Yongki tengah melayang. Yongki bengong di depan sang pacar memikirkan laki-laki lain yang mana adalah Boy si teman karib.

Meskipun Yongki tahu bahwa Boy bisa menyimpan rahasia, Yongki tidak bisa tenang begitu saja terkait hal itu. Bagaimanapun pikiran Boy harus dialihkan agar ia melupakan fakta tentang hubungan Yongki dan Dewi. Dan satu-satunya cara yang terlintas dipikiran Yongki hanyalah; menjodohkan Boy dengan Dwia si adik kelas. Selain untuk mengalihkan pikiran Boy, Yongki juga sudah gemas melihat dua sejoli itu.

"Yong?" Panggilan Dewi dengan suara lembutnya, membuat Yongki tersadar dari lamunannya. Yongki segera meminum air agar ia bisa kembali fokus. "Lagi mikirin apa?" tanya Dewi yang sebenarnya hanya basa-basi supaya dia bisa ngobrol sama Yongki.

"Boy," jawab Yongki sambil menyuap kue ke mulutnya. "Boy tau tentang kita," sambung Yongki menjelaskan.

Dentingan menggema di telinga Yongki. Sebuah garpu lolos dari genggaman Dewi karena gadis itu terkejut dengan apa yang baru ia dengar. Seketika perasaan panik menjalar di dada Dewi. Ini bukan seperti Dewi takut ketauan punya pacar selain Yongki, ini lebih seperti Dewi takut semua orang yang mengharap banyak akan berujung kecewa dan membuat hubungan Dewi dan Yongki canggung karena sedari awal mereka adalah teman akrab.

"Terus gimana dong?"

Yongki menatap Dewi. Sangat kentara bahwa gadis itu panik, sama seperti Yongki saat pertama kali mengetahui bahwa Boy tahu.

Memang sangat merepotkan jika hubungan ringkih seperti ini diketahui publik. Karena mereka akan ikut campur dengan segala urusan dalam hubungan, padahal mereka sama sekali peduli. Kamudian setelah berakhir, mereka malah yang mengambil peran kecewa. Sungguh merepotkan. Membayangkannya saja Yongki malas.

"Aku percaya Boy bisa jaga rahasia. Tapi aku mau ngalihin pikiran Boy," ungkap Yongki.

Dewi mengangguk setuju, "Supaya dia gak keceplosan! Apalagi kalau Bintang juga sadar—walaupun begitu, Bintang 'kan paling pintar. Pasti Bintang bakal sadar walaupun caranya aneh!"

"Hm. Walaupun begitu memang Bintang pintar, dia bisa baca situasi. Kalau sampai Boy nunjukin gelagat yang mencurigakan terhadap kita, Bintang bisa aja sadar," ucap Yongki menyetujui pendapat Dewi.

"Tapi, gimana caranya ngalihin pikiran Boy?" tanya Dewi.

Yongki menyendok kue di piringnya, kemudian melirik Dewi sambil menyodorkan sendoknya ke arah Dewi. Walau masih memikirkan cara, Dewi tetap membuka mulut untuk menerima suapan dari sang pacar.

"Jodohin Boy sama Dwia," kata Yongki sembari memasukan sendok ke mulutnya untuk membersihkan krim yang tersisa dari Dewi.

Lihat selengkapnya