School : Begin

aicxyx
Chapter #50

50. The Beginning of Disaster (2)

Ketika Bintang bertanya apakah Dwia dan Boy tidak jadi pacaran, keduanya saling melirik dan suasana menjadi canggung. Pada dasarnya, mereka tidak berpikir akan "pacaran", mereka hanya ingin mencoba dan membuktikan bahwa mereka tidak cocok. Tapi saat ditanya seperti itu mereka bingung hendak menjawab seperti apa.

Hari itu, kebetulan, Boy membawa si Jupri, yang kata Dewi adalah titisan motor lejen. Gak ada yang bisa menunggangi Jupri selain Boy dan bapaknya. Motor ajaib yang kalau kuncinya dicabut tetap bisa tancap gas, yang kaca spionnya berubah arah tiap ada guncangan, dan yang olinya senantiasa menetes.

Mengesampingkan segala ke-lejen-an Jupri, Dwia meminta Boy untuk mengangkutnya pulang. Alias Dwia kebetulan lagi gak bawa motor dan enggan mengeluarkan separuh uang sakunya untuk ojek online yang super-duper mahal. Boy tidak menolak, dengan syarat ketidaknyamanan ditanggung masing-masing.

Selama perjalanan pulang, Boy dan Dwia banyak memilih diam, karena capek. Tapi entah siapa yang memulai. Mereka kembali membahas projek yang sempat mereka lakukan tadi.

"Kak, beberapa orang pacaran juga gak pakai aku-kamu tau," ucap Dwia.

"Ya. Gue gak pernah dengar Dewi sama Yongki begitu." Kemudian ada lampu merah, Boy menghentikan laju motornya sambil berdoa dalam hati semoga si Jupri gak mati tiba-tiba.

"Berarti PDKT kita belum gagal. Lo mau lanjut gak?" tanya Boy menawarkan pada Dwia.

"Ngapain dulu? Kalau yang menjijikkan kayak tadi gue skip."

"Itu ide lo sendiri ya, kampret!" umpat Boy sembari bersiap menjalankan Jupri karena lampu sudah kuning.

"Gue 'kan taunya itu doang. Emang orang PDKT ngapain lagi?"

"Chatan gak sih?"

"Kita sering chatan 'kan? Isinya ngomongin orang sih. Tapi chatan 'kan? Apa beda ya chatan orang PDKT?"

"Saling ngasih kabar. Kalau gak salah sih gitu."

Ekspresi Dwia kecut. Ia terbayang maksud "ngasih kabar" seperti yang sering Hoshi lakukan; video call padahal Hoshi di kantin, Tari di kelas. "Gue kayaknya gak sanggup kalau disuruh vidcall lo 24/7."

"Hah?" Boy tidak mendengar ucapan Dwia begitu jelas, tapi ia dengar bagian vidcall. "Siapa yang ngajakin lo vidcall, anjir? Chatan! Kita chatan ngasih kabar!"

"Oh! Kayak, abis ini kalau lo udah sampe rumah kabarin gue gitu ya?" sahut Dwia antusias karena mengerti bahwa yang dimaksud Boy tidak menjijikan seperti yang dilakukan Hoshi.

Karena percakapan itu, kini Dwia mengetikan pesan untuk Boy.

Dwia : Gue udah di kamar. Sekarang lagi rebahan sambil nunggu nyokap selesai masak

Tentu saja tidak dibuka oleh Boy karena ia masih dalam perjalanan bersama Jupri. Tapi ketika Boy telah sempurna memarkirkan Jupri di teras rumah, Boy segera membuka ponselnya dan membalas pesan Dwia.

Boy : Bantuin emak lo anjir

Boy : Btw gue baru sampe

Bahkan ketika Bapak memanggil Boy dari dalam rumah, Boy tidak menghiraukan. Ia malah lanjut mengetik pesan untuk Dwia.

Lihat selengkapnya