"... Kepada Migu Evangeline, anda diundang untuk melanjutkan pendidikan menengah ke atas di SMA Ozolero, tanpa tes masuk, dan akan langsung dimasukkan ke jurusan Bahasa ..."
Secara garis besar, itulah isi tubuh email yang berada di tumpukan teratas inbox Migu pagi ini. Email itu dikirim oleh "recruitment@ozolero.com" sehingga kemungkinan besar memang asli. Bersama email tersebut juga disematkan beberapa dokumen resmi dan bermacam tata cara yang harus ditempuh Migu untuk registrasi ulang. Di tiap dokumen itu pula terdapat tanda tangan kepala sekolah dan stempel institusi.
Migu kurang lebih senang, tapi juga takut menjadi korban penipuan. Dia baru saja lulus dari SMP dengan nilai sedang-sedang saja, tapi lebih condong ke jelek daripada bagus. Dengan nilai seperti itu, dia tidak bisa menempel lagi dengan Wulan dan Sarah yang mendaftar ke SMA favorit. Oleh karena itu, dia sudah mau mengikuti saran Viola, sepupunya, untuk mendaftar ke SMA swasta murah dekat rumah saja. Dia juga sudah bertekad untuk belajar giat supaya tidak kalah dari Wulan dan Sarah lagi nanti saat akan masuk universitas.
Di tengah-tengah kesedihan hatinya, email seperti itu muncul seperti keajaiban. SMA Ozolero bagaikan negeri mimpi bagi anak seusianya. Selain terkenal karena biaya yang gila-gilaan, sekolah itu juga tes masuknya sangat sulit dan berlapis-lapis, tapi kabarnya fasilitasnya juga tidak main-main. Dia pernah dengar desas-desus tentang anak-anak yang sudah mulai les persiapan masuk SMA Ozolero sejak kelas tujuh, dan jadi stres gara-gara gagal diterima di sana.
Migu tidak punya masalah dengan biaya. Orangtuanya memang sudah tiada, tapi meninggalkan segudang harta. Yang menjadi masalah adalah kapasitas otaknya. Dia sama sekali tidak pernah masuk kategori anak pintar seumur hidupnya. Tahu-tahu, dia malah masuk ke SMA impian satu negara. Migu meminta tolong pada Viola untuk mengecek email dan dokumen-dokumen tersebut.
Viola adalah sepupu yang lima belas tahun lebih tua dari Migu. Dia juga kelihatannya terkejut. Viola memeriksa dokumen itu berulang-ulang, antara takut Migu ditipu seseorang atau sistem sekolah itu hanya sedang eror. Dia bahkan menelepon ke helpdesk SMA Ozolero dan kenyataannya tetap tidak berubah. Sekolah itu memang benar-benar mengundang Migu untuk sekolah di sana, tanpa tes masuk.