SCOMPARIRE

Cindy Permata
Chapter #1

BAB 1

Pancaran sinar matahari pagi yang menembus jedela kamar, membuat si pemilik mengliat dan membuka matanya perlahan. Mengerjapkan matanya berkali kali, mengumpulkan semua kesadarannya. Dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukan pukul 6 pagi. Ya selalu seperti ini, tidak ada yang membangunkannya, tidak ada yang peduli. Ia pun segera menuju kamar mandi sebelum semakin telat. Dengan rambut yang dikuncir kuda, polesan bedak tipis, hoddie dan sepatu putih yang menambah kesan tersendiri dalam dirinya. Aqilla Freya Ivander, Kila itulah panggilannya. Setelah dirasa pas, Kila pun keluar kamar dengan menenteng tas ranselnya.

Langkah demi langkah kakinya mulai menuruni anak tangga. Kila puntersenyum tipis, sangat tipis bahkan orang yang melihatnya tidak akan mengetahuinya jika Kila sedang tersenyum. Melihat keluarganya yang sedang sarapan bersama membuat hatinya sejuk, setidaknya Kila masih diberi kesempatan untuk menikmari kebersamaan mereka.

"Pagi Kila... Kesiangan lagi ya, sini sarapan dulu." ucap Sila. Asilla Freya Ivander, Sila kembaran dari Kila. Mereka memiliki wajah yang sama, hanya saja penampilan mereka dan sifat mereka yang membedakan keduanya.

"Sila!" ucap Kinara sedikit membentak menahan emosi.

"Bunda." ucap Sila menoleh kearah sang bunda.

"Kila berangkat dulu." ucap Kila dengan berat hati, dan pergi berangkat sekolah.

Sila yang melihat saudara kembar sekaligus kakaknya itu merasa sangat sedih dan bersalah. Sila merindukan dimana masa masa menyenangkan yang mereka lalui bersama.

"Ayah..." ucap Sila memohon dengan wajah melasnya.

"Cepat selesaikan sarapan mu." ucap sang ayah dingin.

Selalu saja seperti ini, Sila sangat membencinya. Tidak ada yang jam pelajaran sedang berlangsung dan ruanga yang terkenal dengan bau obat obatan. Kila yang terbaring lemah diatas kasur UKS itu menatap langit langit ruangan. Diam merasakan kepalanya yang terasa begitu pening. Dengan ruangan yang sepi tanpa adanya kebisingan, membuatnya sedikit demi sedikit kehilangan kesadarannya. 

Cukup lama Kila tertidur hingga bel istirahat pun berbunyi. Begitu terlelapnya hingga Kila tidak menyadari ada seseorang yang memasuki ruangan itu, dan mendudukkan dirinya disamping ranjang yang Kila gunakan. Ia menatap Kila begitu intens, dan dahinya mengkerut melihat kila yang berkeringat dengan nafas memburu. 

"Kila..Kila.. Bangun Kila.." ucapnya dengan khawatir sambil menepuk pipi Kila pelan.

Kila pun langsung terbangun duduk dengan nafasnya yang begitu memburu. Kejadian itu, selalu saja menghantuinya. Kila pun mengusap wajahnya kasar. Dia benci ini, sangat benci. Saat menoleh kearah samping, Kila sudah menemukan sosok yang sangat ia sayangi dan selalu ada untuknya.

"Aarghhh..." erang Kila kesal.

"Nih kamu makan dulu." ucap laki-laki itu sambil menyodorkan roti dan satu kaleng susu kepada Kila.

Lihat selengkapnya