Cuaca dingin yang sedikit menggigit langsung menyerang ketika aku dan Kazuki keluar dari rumah pagi-pagi benar. Kondisi Kazuki sudah membaik bahkan sempurna, semua karena suster perawat terbaik seantero dunia. Semua karena air putih tiga atau empat gentong yang kuberikan secara terus-menerus sampai panasnya pun turun, dan yang pasti berkat pelukan mautku semalam suntuk.
Udara pagi Tokyo akhirnya tercium lagi di hari keempatku di Tokyo. Udara yang sangat bersih aku rasa dengan musim dingin yang walaupun cukup menggigit dan membuatku dan Kazuki harus merapatkan jaket kami masing-masing tapi musim dingin ini tak ada bandingannya dengan waktu di Beijing.
Melewati jalanan sekitar rumah Kazuki yang sepi dan bersihnya juara dengan satu minimarket yang sudah buka di pagi hari seperti ini. Membeli beberapa sushi dengan harga terjangkau di dalam minimarket sambil sedikit lalu lalang sebentar di dalamnya dan ada yang membuatku penasaran saat aku melewati konter majalah. Sampul buku bergambar cewek Jepang berbikini kuning ngejreng.
“Aika kenapa?” tanya Kazuki menghampiriku.