Kau akan lahir berkali-kali, kau akan menjadi seseorang suatu hari nanti.
***
Kata orang hidup butuh cinta, tapi aku pikir oksigen dan kebebasan lebih penting.
***
Sea bilang aku adalah manusia paling realistis sebab memilih uang dibanding memiliki pasangan. Sea benar, dan aku tidak ingin memperbaiki apa yang ia tulis, ngomong-ngomong kami masih tak bertemu, gadis itu memilih menuliskan segala perasaannya dibandingkan berbicara dengan ku pada tengah malam. Mungkin ia tengah mencontek itu dari ku yang sekarang ini memilih menuliskan banyak kisah kelam, terlalu berat rasanya bila berbicara tentang duka dengan bibir sendiri.
Gadis itu menuliskan banyak makian dan kosakata kasar untuk ayahnya dan aku tak akan menyebutkannya di sini, sebab mungkin saja ia akan di kuliti para pembaca yang gagal mengerti perasaannya. Sea akan dianggap anak durhaka sebab senang sekali mengumpat ayahnya sendiri.
Sea memenuhi tiga lembar dengan sekumpulan cacian, menulis sederet bahasa-bahasa manis manusia (sebaliknya) untuk satu-satunya ayah yang ia miliki dan satu lembar dengan menulis bagaimana aku melakukan kehidupan. Lalu setengah lembar dengan menyebut beberapa kelebihan yang ia miliki seperti : seberapa cepat ia menghapal sesuatu, mengingat dengan sangat rinci kesalahan orang-orang (Sea berpikir ia adalah malaikat pencatat keburukan), menguasai bahasa alternatif (geraman Kama, cekikikan Ruya), melukis dan membersihkan kamar mandi dengan nilai tinggi. Lantaran Sea tak pernah takut mengambil kecoak dengan tangannya sendiri.
Gadis itu hanya menulis hal-hal baik tentang dirinya, itu tidak adil sekali. Padahal gadis itu punya kekurangan yang bisa ku sebutkan dengan sangat baik, seperti : mudah marah, gampang menangis, benci manusia, skeptis dalam banyak hal, satu waktu ia adalah petasan tahun baru yang meriah, satu lainnya adalah manusia bisu macam patung baru. Selebihnya ia hanyalah manusia yang tengah kebingungan dalam kurungan usia dewasa.
Selain realistis akut, Sea menulis bila tak ada satu pria pun yang betah tinggal dengan wanita cerewet, suka tertawa, senang bergosip, tak suka bersih-bersih dan senang melakukan eksperimen makanan (padahal gadis itu selalu menghabiskan apapun yang ku buat dengan cepat dan bersih). Menurut Sea yang memang benci mengeluarkan suara, aku terlihat seperti radio dua puluh empat jam tanpa iklan saat berbicara. Memang kurang ajar.
Ia menulis lebih banyak tentang celengan babi milik ku yang tak pernah penuh semenjak pertama kali ku beli lima tahun lalu. Cih, padahal dia juga gadis yang boros dan suka membeli barang-barang tidak berguna dengan diskon-diskon yang dikumpulkan sepanjang bulan. Selain memiliki ayah yang berkelakuan di bawah KKM (jika ayah adalah sebuah mata pelajaran mungkin guru akan muak memberikan remedial), kami juga memiliki kesamaan dalam menghabiskan uang untuk hal-hal tak berguna (padahal uangnya juga tidak banyak). Tapi Sea membuat cerita seolah hanya akulah yang senang berfoya-foya.
Kemudian, pada tulisannya yang membuat ku pusing (tulisan sambung macam dokter spesialis jantung), ada gambar gadis mungil dengan ikat rambut pita berwarna kuning. Cantik sekali dengan senyumnya yang membuat matanya hanya segaris. Gadis itu benar-benar luar biasa saat menggambar ku dengan sempurna. Meski tak ingin mengakui, Sea adalah gadis yang lahir dengan banyaknya bakat. Ia juga jago dalam beberapa olahraga, hanya saja rasa percayanya berada pada titik mengkhawatirkan.
Baiklah, lupakan Sea dan tulisannya yang lebih mirip seperti kliping tugas seni budaya, aku mencoba untuk menyelesaikan beberapa origami, dan mungkin aku harus membeli lebih banyak kertas warna.
Seperti yang Sea tulis, bila aku adalah wanita penggila uang dan menyimpan cadangan tawa (dia pikir tawa adalah minyak bumi yang mampu disimpan), bila aku adalah seseorang yang katanya tak cocok jatuh cinta dan hidup dengan pria (padahal aku juga ingin mencoba rasanya pelukan dan ciuman dengan pria, bukan hanya dengan guling dan kaca). Tapi ada satu kalimat milik gadis itu yang membuat ku tersenyum, sedikit saja. Kalimat dengan bunyi :