Bagaimana seorang anak perempuan akan melihat pernikahan dari kaca mata kegagalan di rumahnya sendiri?
***
Menjadi baiklah, wahai aku.
***
Kegagalan adalah awalan-awalan menuju bab kebahagiaan selanjutnya. Memangnya buku mana yang menghadirkan dongeng indah di bagian-bagian pembuka? Bayi saja menangis saat baru dilahirkan. Padahal bayi itu tahu bila ia di sambut dengan penuh sukacita dan harapan-harapan baru.
***
Aku menemukan sesuatu yang lebih penting dari sekedar uang dan pandangan orang-orang. Mereka mungkin akan dunia anggap bodoh sebab memilih bersusah-susah dibandingkan dengan hidup bermewah-mewahan. Tapi siapa memang kita yang boleh menilai orang lain hanya karena pilihan yang lainnya terlihat lebih baik? Punya hak apa orang-orang dalam menghukum orang lain karena sebuah pilihan, atau sepantas apa manusia menghakimi yang lainnya, padahal sesungguhnya kita tidak berada dalam sepatu yang sama. Tidak melihat dan merasakan dalam satu tubuh yang sama pula.
Jika uang dan rasa populer begitu penting, bagaimana dengan beberapa orang idola yang memilih melenyapkan diri lantaran tak bisa menyelamatkan diri, mereka tak kekurangan uang, tak juga perhatian publik, satu-satunya hal yang cukup mampu menghancurkan manusia adalah rasa kesepian yang mencengkram jiwa.
Berbeda bukan berarti kesalahan, tak sama dengan yang lainnya bukan juga sebuah ketidaknormalan. Memang normal yang idealis itu seperti apa?
Caramu, aku dan kita semua dalam melihat hidup memiliki perbedaan. Manusia yang melihat dengan tumpukan uang dan manusia yang melihat dunia dengan kacamata kelaparan tak mungkin sama dalam mengahadapi kenyataan-kenyataan hidup. Kita tidak dirancang untuk menjadi seragam dan sama. Kita dibuat untuk mengerti bila Tuhan begitu perkasa dengan menciptakan beribu perbedaan.
"Apa kau pernah membenci hidup?" Tanya Ruya, setelah memastikan aku meminum teh pahit buatan Kama. Sedang pria tua itu hanya mengeram bosan (yang bisa ku artikan : kau akan mendapatkan ceramah panjang, menjadi tua dan suka membaca membuatnya menjadi seorang pembicara handal). Seperti yang pernah kuberi tahu bila Kama tak terlalu mahir berbahasa Indonesia pria yang kata Ruya memiliki darah campuran Belanda, Portugis dan Medan itu hanya mengunakan bahasa alternatif (di baca : geraman, dengusan, cekikikan dan siulan kadang-kadang). Dan orang pertama yang mampu menerjemahkan geraman pria itu setelah Ruya adalah Sea. Selain akademisnya yang baik ia juga pandai membaca segala bahasa alternatif.
"Aku, jujur saja. Aku memang pernah membenci kehidupan tapi aku tidak akan mendapatkan apa-apa dengan menyimpan kebencian itu. Bumi masih terus berputar, penjahat akan selalu ada, orang baik akan tetap tinggal, hujan akan tetap turun, matahari tak pernah absen pada tanggungjawabnya, semuanya akan tetap berjalan sebagai mana mestinya. Sekalipun orang-orang kayak aku atau yang diam-diam mau mengakhiri hidup memohon dan menangis darah karena hidup terlalu keras. Punya rasa benci itu wajar kan? Yang nggak wajar itu ketika kita terus-menerus membenci sesuatu, padahal sesuatu itu juga udah berlalu." Kataku mencoba yakin, sebagai manusia dengan emosi paling tidak stabil memiliki beberapa emosi negatif adalah lumrah dan manusiawi, yang menjadi perbedaan adalah apakah kita akan menyelesaikannya atau tidak.
Apa kau perna membenci hidup?" Tanyaku, aku ingin tahu bagaimana perasaan manusia lain yang sudah hidup lebih lama dalam menangani kegagalan dan penolakan.