Sekalipun kau menangis darah dan memohon hingga muntah, kau tak bisa menolak menjadi besar dan dewasa.
Waktu akan membawamu pada fase seperti yang lainnya, dibandingkan memikirkan segalanya mengapa tak kau jalani saja semampunya.
***
Dewasa dan setumpuk permasalahan yang belum terselesaikan sangat tidak di rekomendasikan. Sebab itu hanya akan membuat hidup mu kesusahan,
***
Banyak anak muda yang memilih menderita, kenapa dengan kata memilih? Sebab mereka melakukan kenakalan-kenalan dalam keadaan sadar. Mereka terlalu sibuk mengurusi urusan diluar kapasitas. Mereka sibuk sekali beradu dengan ekspektasi yang tidak menyentuh realita, termasuk aku. Menjadi manusia penuh ambisi bukanlah sebuah kesalahan hanya saja ambisi yang gila bisa melenyapkan diri saat kegagalan-kegagalan mereka cicipi.
Fase paling menyebalkan bagi manusia adalah beranjak dewasa, perasaan ragu, tidak percaya diri, kecewa, kegagalan, iri melihat pencapaian orang lain dan sebagainya dan lainnya. Pada fase ini tidak di rekomendasikan menjadi manusia pengecut, pecundang dan banyak omong kosong. Sebuah proses yang menawarkan banyak hal untuk di korbankan.
Menjalani pergeseran pemikiran dan tanggung jawab adalah hal yang seringkali manusia takuti, termasuk aku. Dulu sekali aku berpikir bila menjadi dewasa adalah fase paling menyenangkan, nyatanya itu semua hanya ada dalam iklan susu bayi, mimpi tidak semudah itu diraih apalagi untuk seseorang yang berangkat tanpa modal apa-apa selain rasa percaya dan luka-luka di masa lalu.
Menjadi besar dan bertambahnya usia tidak lantas menjadikan setiap manusia mejadi dewasa, aku melihat lebih banyak orang-orang tua yang berlaku kekanakan, egois dan senang sekali mengambil keputusan yang menyusahkan dirinya, dan ada lebih banyak anak-anak muda yang merasa tidak cukup percaya dengan segala mimpi yang gagal terjadi. Termasuk aku, menolak menjadi dewasa tidak lantas membuat kita tetap menjadi anak-anak. Jalani saja, bukankah ada Tuhan yang akan selalu ada?
***
Selamat kau kehilangan banyak hal tentang dirimu saat memutuskan menjadi orang lain, kau yang baik menjadi sangat perhitungan akan segala hal, kau memelihara amarah, kau mendekap erat dendam hingga air matamu jatuh begitu saja. Kau berjalan dalam duri di kepalamu yang tajam. Kau terluka sebab bebanmu bertambah banyak, sebanyak usiamu yang semakin banyak. Kau menangis sendirian, menelan segala kalimat menyakitkan, menjadikannya sebuah penyakit yang bahkan terkadang kau tak yakin bisa disembuhkan. Rasa gagal mu yang terasa semakin menyedihkan ini memayungi mu tanpa lelah. Tanpa pernah meninggalkan mu sekalipun kau ingin kembali utuh. Kau ingin sembuh, kau ingin dirimu yang dulu, kau ingin segalanya tak sekacau sekarang. Tapi bagaimana bisa?
Dia adalah alasan mengapa aku tak ingin menikah, bagaimana menemukan pria yang benar-benar menerima mu sekalipun kau punya banyak kekurangan. Aku tak tahu kemana cerita ini, doa ku mungkin keterlaluan bila memintanya ada dalam hariku, yang bisa kupeluk, ku ceritakan segala duka di balik dada, ku beri ia banyak rahasia, ku sentuh sepuasnya tapi aku tahu memintanya pada Tuhan adalah sebuah kemustahilan untuk terkabulkan