Puluhan ribu tahun yang lalu…
Saat dunia manusia masih sunyi…
Dunia jin justru telah lama bergemuruh oleh kekacauan.
Pertarungan terjadi di mana-mana.
Antar kelompok… antar wilayah… antar keyakinan… bahkan antar saudara sendiri.
Kehancuran tak pernah jauh dari tapak kaki mereka.
Bangsa jin…
Makhluk perkasa dengan kekuatan luar biasa…
Namun juga keras kepala, penuh ambisi, dan sulit diatur.
Tak ada hukum. Tak ada aturan.
Yang kuat menguasai. Yang lemah hancur.
Setiap klan merasa paling pantas memimpin dunia.
Darah tertumpah di tanah…
Langit diselimuti aura permusuhan…
Dan bumi… menjerit oleh kehancuran yang tak berujung.
Namun, di ambang kepunahan itulah…
Sebuah harapan muncul.
Sosok yang selama ini mengasingkan diri dari hiruk-pikuk kekuasaan…
Seorang pemimpin legendaris yang pernah ditakuti dan dihormati…
Kini berdiri kembali—bukan dengan kekuatan…
Melainkan dengan visi: menyatukan dunia jin… lewat kedamaian.
Dialah… Raja Jin.
Bersama dirinya, ia mengundang lima sosok paling berpengaruh—
Lima jin terkuat dari lima penjuru dunia…
Mereka adalah para pendiri klan besar:
Matawira, Bayangrawa, Baranaraka, Samudrakala, dan Rimbatera.

Kelima jin ini adalah pejuang tangguh…
Menjadi pemimpin bagi ribuan pengikut…
Mereka berdiri bukan karena warisan…
Tapi karena kekuatan, keteguhan, dan keyakinan untuk melindungi wilayah masing-masing.
Di sebuah tempat tersembunyi di tengah dunia jin…
Pertemuan besar itu digelar.
Untuk pertama kalinya…
Enam sosok terkuat bangsa jin duduk dalam satu lingkaran yang sama.
Bukan untuk berperang…
Tapi untuk menyelamatkan dunia mereka sendiri.
Raja Jin menatap satu per satu wajah mereka, lalu bicara dengan suara yang tenang namun tegas.
“Bangsa kita… sedang menuju kehancuran.
Kita semua tahu itu.
Tak ada yang bisa menguasai dunia jin secara penuh—kecuali kekacauan itu sendiri.”
Kelima pemimpin klan terdiam.
Tak ada yang membantah.
“Aku ingin menciptakan sesuatu…
Sebuah segel…
Yang bisa menekan naluri alamiah bangsa kita.
Bukan untuk menghilangkan kekuatan…
Tapi untuk mengendalikannya…
agar tak membakar dunia kita sendiri.”
Salah satu dari kelima jin bertanya,
“Kita semua tahu… kekuatan yang kita miliki bukan sekadar sihir.
Ia hidup, tumbuh, dan dipengaruhi emosi.
Bagaimana caramu menekan naluri bangsa jin… tanpa membunuh jati diri mereka?”
Raja Jin pun menjawab,
“Dengan kekuatan kita bersama.
Kita bukan lagi pejuang…
Kita adalah penentu arah masa depan bangsa jin.
Masing-masing dari kalian… akan menciptakan satu segel—untuk menekan satu naluri alamiah jin.”
Kelima pemimpin saling berpandangan.
Raja Jin melanjutkan:
“Segel Kesombongan…
Segel Keserakahan...
Segel Amarah…
Segel Ambisi...
Dan Segel Pengkhianatan.
Kelima segel ini akan dijadikan satu…
Menjadi pengekang besar bagi seluruh bangsa jin.
Inilah… Seal of Jinn.”
Ketegangan sempat terasa.
Namun, tak ada satupun dari mereka yang menyangkal bahwa dunia jin memang berada di tepi jurang kehancuran.
Dan kalau dibiarkan… hanya masalah waktu sebelum bangsa mereka punah oleh tangan mereka sendiri.
Akhirnya…
Satu per satu…
Mereka menyetujui rencana Raja Jin.
Demi masa depan bangsa jin.