Seandainya Waktu Bisa Berputar

Rika Kurnia
Chapter #2

Ketidakpastian

Di ruang tengah rumahmu yang hangat, suasana malam itu terasa seperti mimpi yang lembut dan menyenangkan. Sofa empuk di hadapan layar laptop menjadi saksi dari kebahagiaan sederhana yang kau dan Reiner nikmati. Di balik layar, daftar persiapan pernikahan yang telah lama menunggu ditandai satu per satu, mengisyaratkan bahwa hari bahagia itu semakin dekat.

"Semuanya udah siap," ucap Reiner, matanya tertuju pada daftar di layar laptop. Suaranya lembut namun penuh keyakinan. "Tinggal lusa kita harus tester makanan untuk menu hari H nanti."

Kau tersenyum lebar, matamu bersinar dengan kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan. "Yup. Saat yang paling aku tunggu-tungguin."

Reiner melirikmu dengan tatapan menggoda. "Dasar tukang makan."

Kau menjulurkan lidah, tertawa kecil dengan nada ceria. "Biarin. Dari pada tukang selingkuh. Lagian aku enggak akan bisa gemuk ini walaupun satu tumpeng aku habisin."

Tawa kalian mengalir lembut dalam ruangan, mengisi setiap sudut dengan kehangatan yang telah lama kalian bangun bersama. Setelah beberapa saat, Reiner mengubah posisinya, duduk bersandar lebih nyaman di sofa. Tangannya meraih bahumu dengan lembut, menuntunmu untuk bersandar setengah tertidur di pundaknya. Ketenangan malam itu semakin mendalam saat kau merasakan kehangatan tubuhnya, membuatmu merasa seperti berada di pelukan dunia yang penuh kasih.

Dalam keheningan yang penuh kedamaian, kau membuka matamu perlahan dan bertanya dengan suara lembut, "Habis nikah nanti, kita mau honeymoon di mana?"

Reiner terdiam sejenak, tampaknya terjebak dalam pikirannya sendiri. "Mmm, enggak tau ya. Aku belum mikirin sampai situ, sih."

Kau melirik Reiner dengan terkejut. "Lho, kok belum? Justru itu yang paling penting, dong."

Reiner tersenyum, tatapannya penuh kasih dan kehangatan. "Emangnya kamu mau ke mana, sih?"

Kau berpikir sejenak, lalu senyum penuh semangat menghiasi wajahmu. "Gili Trawangan?"

Reiner mengerutkan kening, tampak heran. "Kok, ke sana? Emangnya kamu enggak mau keluar negeri, gitu?"

Kau tertawa kecil, penuh keceriaan yang tulus. "Ngapain jauh-jauh kalau di negara sendiri udah ada banyak tempat yang indah? Lagian tuh ya, katanya Gili Trawangan itu salah satu tempat yang paling indah di Indonesia. Aku juga belum pernah ke sana. Sengaja aku simpan keinginan itu karena emang nunggu momennya kayak gini."

Reiner tertawa pelan, mengangguk penuh persetujuan. "Oke, kita ke Gili Trawangan."

Lihat selengkapnya