Searoma

Dinda Okza D.
Chapter #5

Morning Dew

Sekitar satu jam duduk dan berdiskusi dengan Virgo, akhirnya Kanaya menjadi salah satu pekerja paruh waktu di kedai kopi milik Virgo. Dan selama berbincang sesekali mereka juga membicarakan topik diluar tentang pekerjaan. Masih ingat dengan laki-laki bernama Rudy? Ternyata dia adalah pelanggan tetap Virgo. Dan mereka berdua juga menjadi teman dekat, bukan sekedar penjual dan pembeli saja.

"Hari ini gak ada kegiatan lain kan? Kalau gak ada mending lo tidur, istirahat. Gue anter lo pulang sekarang dan satu lagi, gue gak nerima penolakan". Mendengar kata-kata terakhir Rian membuat Kanaya pasrah, ia tidak akan bisa menolak jika seorang Rian sudah melontarkan pasal-pasalnya.

Saat ini Kanaya sudah di kamarnya, ia memilih untuk membersihkan dirinya dahulu sebelum mengistirahatkan tubuhnya yang sudah terasa sakit. Kebiasaan Kanaya jika sudah terlalu lelah adalah meninggalkan makan malamnya karena lebih memilih untuk tidur. Sebelum benar-benar akan tidur, Kanaya memeriksa kembali rumahnya dan mengunci pintu dan jendela sesuai dengan perintah Rian setengah jam yang lalu.

----

Hari ini jadwal kuliah Kanaya dimulai pukul 16:00, yang berarti Kanaya bisa bekerja di kedai Virgo dipagi hari. Setelah memeriksa jadwal dan tugas kuliahnya, Kanaya berkemas untuk pergi bekerja dan tak lupa mengirimi Rian pesan singkat bahwa ia bisa pergi sendirian.

Sesampainya di Exscelso, Kanaya melangkah menuju Viola-pegawai kedai ini sekaligus juga sepupu Virgo- karena dia akan mengajari dan memberi tahu apa yang akan Kanaya kerjakan. Untung dipagi hari pelanggan tidak banyak, Viola dapat mengajari Kanaya banyak hal.

Terhitung baru satu jam kedai ini buka, Rudy datang dengan membawa beberapa barang seperti beberapa buku, alat perekam dan biola. Kanaya mencoba ramah karena Rudy adalah pelanggan pertamanya. Setelah memesan, Rudy duduk di bangku yang berada tidak jauh dari tempat ia memesan tadi.

Tanpa Rudy sadari, Kanaya diam-diam mengambil handphone yang ada didalam kantongnya dan memotret Rudy dari belakang. Setelah puas dengan hasil tangkapannya, Kanaya tersenyum dan buru-buru menyimpan kembali handphonenya.

Pesanan Rudy sudah selesai, Kanaya memanggil nama Rudy dan minuman pesanannya. Mendengar itu Rudy dengan cepat merapikan barang-barangnya dan menghampiri Kanaya. Sebelum mengambil minuman yang ada dihadapannya, Rudy memeriksa kantong celananya dan memberikan kertas kecil kepada Kanaya.

"Siapa tau nanti kamu butuh. Terima kasih," setelah mengucapkan itu, Rudy mengambil minumannya dan berjalan menuju pintu.

Kanaya yang menerima itu hanya bisa tersenyum. Padahal ia tidak pernah memikirkan untuk meminta nomor laki-laki itu. Rezeki anak baik.

"Kanaya," mendengar namanya dipanggil, Kanaya menoleh kesumber suara dan didapatinya Viola yang tengah memegang botol yang terlihat seperti botol parfum. Viola berjalan menuju Kanaya dan memberikan botol itu kepada Kanaya.

"Eng?"

"Itu punya cowok yang tadi, Rudy. Kayaknya lo deket sama dia, jadi jangan lupa kasih ini pas lo ketemu dia di kampus," setelah memberikan botol tadi kepada Kanaya, Viola kembali sibuk membersihkan beberapa meja.

"Eh tapi La, gue gak tau dia ada di kampus atau enggak nanti. Secara kan kampus luas La," Viola menatap Kanaya sekilas dan kembali membersihkan meja.

Lihat selengkapnya