“Gunawan Wibisono integer. Profesional sekaligus entrepreneur yang memiliki integritas dalam pikiran, ucapan, dan tindakan. Integritas itu diwarisi dari ayahnya, seorang perwira TNI-AU. Integritas itulah modal utama Gunawan menjadi pengusaha yang berhasil. Ia merangkak dari nol dan pernah babak belur. Ia terlahir sebagai manusia penakluk persoalan. Kesulitan besar yang pernah dialaminya justru membuatnya makin rendah hati. Pun senantiasa punya hasrat kuat untuk berbagi. Buku ini merupakan role model integritas bagi siapa pun yang ingin naik level sebagai pengusaha kelas internasional.”
—David Sukirman, Senior Manajer Perusahaan Multi Nasional
“Jika ingin menjadi orang sukses, Anda harus memperlakukan orang lain sebagai pribadi istimewa. Banyak mendengar bukan berbicara. Senantiasa berfokus kepada orang lain dalam kondisi paling sulit dan kelelahan sekalipun. Inilah kesan saya atas Gunawan Wibisono. Sahabat yang saya temukan kembali setelah 30 tahun berpisah selepas SMA. Dalam buku ini pembaca akan menemukan banyak kisah bagaimana Gunawan sukses karena memperlakukan orang lain sebagai manusia terhormat.”
—Bayu Wargo, arsitek dan musisi jazz
“Dia penuh passion soal cita rasa makanan Indonesia. Tak pernah setengah hati. Mengerjakan sesuatu pasti tujuannya direncanakan dengan jelas dari awal. Bisnis intinya memang bumbu masak. Tak heran bila Sumber Inti Pangan (SIP) yang dirintisnya bersama Roni Iswara menjadi perusahaan rujukan industri pangan. Buku ini berkisah tentang riwayat hidup Gunawan Wibisono bersama SIP ikut mencerdaskan lidah bangsa Indonesia.”
—Kolonel Kav. Afkar Mulya, S.E., Kepala Bidang Penguatan Partai Politik, Deputi I/Poldagri Kemenko Polhukam
“Gunawan Wibisono sahabat SMP dan SMA saya. Sejak belia dia sudah tampak bakat kreatif, inovatif, dan futuristiknya. Bakat alamiah yang kelak ikut menentukan sukses kariernya sebagai profesional maupun pebisnis bumbu. Salah satu bab buku ini, yang membuat saya exited, berkisah mengenai persahabatan saya dan Gunawan pada masa muda. Saat kami menyandang sebagai pemuda begajulan.”
—Dr. J. Nugroho, Sp.J.P., Dokter Ahli Jantung dan Pembuluh Darah