SEBATAS FORMALITAS

Linda Fadilah
Chapter #21

KEMBALINYA SOSOK MASA LALU

Tidak pernah terbayang dalam kehidupan Melody sebelumnya, bahwa dia akan mengalami kisah percintaan rumit seperti ini. Dia tidak pernah menyangka dan merasa hidupnya sekarang seperti cerita dalam sebuah dongeng. Berstatus istri seorang Nada Melviano bahkan Melody tidak bisa mencerna dan mengambil kesimpulan dari kejadian setiap kejadian dalam kehidupan rumah tangganya, apakah yang sudah dia jalani sekarang adalah sebuah kesalahan besar?

Mempunyai suami tetapi juga mempunyai kekasih?

Melody tidak mau ambil pusing, hingga saat ini dia hanya berpegang teguh pada prinsip let it flow.

Gadis itu memandangi wajahnya di pantulan cermin, perasaan gugup menjalar memenuhi dada Melody. Dia menarik napas dan menghembuskannya lewat bibir. Penampilan Melody sudah rapi pagi ini. Dengan mengenakan kemeja berwarna putih rumbai-rumbai dibalut jas berwarna Abu-abu, rok selutut dan high heels. Rambutnya sangat rapi di kucir kuda dengan poni Curtain bangs menjuntai, memberi kesan elegan.

Melody mengulurkan tangan dan membuka pintu mobil. Dia melangkahkan kakinya turun. Penampilannya menyita atensi setiap orang yang melihat terpusat padanya, bagai sebuah magnet yang menarik perhatian. Gadis itu sudah berada di depan sebuah kantor, tapi bukan Astreo Magma, melainkan kantor Enisabag.

Melody menghela napas, berusaha relaks dan mengangguk mantap.

“Oke Melody, saatnya lo balas budi.”

Melody sengaja tidak memberi jawaban pada Nada kalau dia akhirnya menghadiri meeting sesuai permintaan Nada. Bahkan dia kembali izin pada Pak Angga untuk mengambil cuti satu hari lagi dengan alasan masih di luar kota karena Honeymoon. Mendapat alasan itu, tentunya Pak Angga mengerti dan memberi izin pada Melody.

Melody sudah berada di lobi gedung Enisabag, yang terlihat sangat keren dan modern. Bahkan lebih mewah dari kantor Astreo Magma dan juga kantor Melshoes. Kacanya transparan sehingga segala aktivitas seluruh pekerja bisa terlihat dari luar. Dia menghampiri resepsionis.

“Ada Nada?” tanyanya langsung pada seorang resepsionis perempuan.

“Eh, Bu Melody.” Resepsionis itu menyambutnya dengan ramah, memberi hormat, dengan tangan kanan didada dan sedikit membungkukkan tubuhnya. “Ada, Bu, lagi meeting. Mari saya antar.”

Melody mengangguk. Dia berjalan mengikuti resepsionis itu dari belakang, menggunakan kartu, Melody masuk ke dalam lift yang di bawahnya seperti ada aliran air mengalir. Pintu lift tertutup dan membawanya naik ke lantai atas, dan ketika sepasang logam itu terbuka, dia melihat lorong yang diimpit ruangan karyawan dengan kaca transparan di sisi kanan dan kiri hingga Melody bisa melihat, bahwa tidak ada siapa pun di sana selain meja-meja karyawan. Sepanjang lorong, terdapat bingkai foto dan juga deretan tas-tas Enisabag yang terlihat sangat elegan. Sempat menyita perhatian Melody untuk melirik ke arah sana.

Gadis itu digiring menuju ruangan dengan pintu tinggi besar menjulang yang ada di ujung lantai, terlihat sepi dan mengintimidasi. Saat di depan pintu, resepsionis itu mengetuk dan perlahan daun pintu terkuak, memperlihatkan seorang wanita cantik berkaki jenjang dengan rok beberapa senti di atas paha menyambutnya. Dia Bianca.

Pandangan Bianca langsung terpusat pada Melody dan terkejut.

“Bu Melody,” sapanya ramah hingga deretan giginya yang di veneer terlihat mencolok. “Silakan masuk.”

Melody mengangguk, dia berpaling menatap resepsionis itu. “Thanks, ya.”

“Baik, Bu.”

Daun pintu yang semula sedikit terbuka, kini perlahan melebar dan memperlihatkan banyak sekali orang di ruangan yang begitu sangat luas sampai bisa menampung hampir seluruh karyawan. Termasuk kedua orang tuanya, Dodi dan tentunya Nada. Dengan ekspresi yang sama saat melihat kemunculan Melody.

Terkejut.

***

Nada tidak menyangka sebelumnya, kalau akhirnya Melody menuruti permintaannya. Bahkan Nada sempat putus asa dan pasrah ketika dia terbangun dan bersiap-siap untuk bekerja, dia melihat kamar Melody masih tertutup rapat. Perlahan Nada berusaha membujuk Melody, tapi justru yang dia dapatkan teriakan Melody yang menggelegar dengan suara serak khas bangun tidur. Mengusir Nada untuk tidak mengganggu.

Akhirnya terpaksa Nada menghadiri meeting sendirian tanpa didampingi Melody dan dia sudah menyiapkan jawaban dari segala pertanyaan orang tuanya.

Namun, ketika melihat Melody ikut serta juga, berhasil membuat Nada lega dan dia bisa terhindar dari amukan serta ancaman Dodi. Nada sedari tadi tidak henti-hentinya menyunggingkan senyumnya dan memusatkan perhatiannya pada Melody yang duduk tepat di sebelahnya. Atensinya amburadul dan tidak bisa fokus pada meeting yang dibahas.

“Terima kasih untuk Ibu Melody yang sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri acara yang sangat penting ini,” Bianca memberi penyambutan. “Baik, demi mempersingkat waktu, Mari kita mulai acara resmi serah terima departemen sekaligus serah terima jabatan yang akan dilaksanakan pada hari ini, hari Senin, tanggal 11 Desember 2023.

“Ada beberapa susunan acara, di antaranya; Pembukaan, Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Presentasi sambutan, penandatanganan laporan acara serah terima departemen, Penyambutan dari Direktur baru, Penyambutan oleh Direktur lama, Acara potong pita dan yang terakhir penutup.

Rangkaian acara dimulai. Seluruh karyawan berpatisipasi dan ikut bahagia ketika Nada dan Melody resmi menjadi pemegang jabatan baru. Tentunya, dengan perusahaan Melshoes yang bergabung.

Sudah ada pita berwarna merah merentang dengan hiasan bunga mawar di hadapan Melody dan Nada, Ani dan Herman begitu pun dengan Dodi dan Lina. Mereka masing-masing memegang Gunting.

Di tembok belakang mereka berdiri, ada sebuah nama perusahaan baru; NMfashion. Sebagai singkatan Nada Melody Fashion.

Lihat selengkapnya